Ilustrasi sekolah. Medcom.id
Ilustrasi sekolah. Medcom.id

Tes Calistung Dihapus, Dosen UM Sebut Orang Tua Bisa Atur Ulang Pola Pendidikan untuk Anak

Renatha Swasty • 31 Maret 2023 09:47
Jakarta: Mendikbudristek Nadiem Makarim menghapus syarat tes baca, tulis, dan berhitung (calistung) sebagai syarat masuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Holy Ichda Wahyuni menyebut hal ini akan berdampak, terutama pada pola pendidikan anak usia dini (PAUD) menjelang masuk usia SD.
 
“Belakangan memang banyak fakta di lapangan, bagaimana orang tua berupaya sangat keras, agar anak-anak mereka dapat mengusai baca tulis hitung sebelum masuk SD, bahkan anak-anak usia dini banyak yang diikutkan les calistung dengan alasan bahwa orang tua tidak ingin melihat anaknya jauh tertinggal dengan teman-temannya saat masuk SD,” kata Holy dikutip dari laman um-surabaya.ac.id, Jumat, 31 Maret 2023.
 
Holy menyebut penghapusan syarat ini membuat orang tua bisa mendapatkan ruang longgar untuk mengatur ulang pola pendidikan untuk anak-anak.
“Anak-anak dapat kita beri kesempatan juga untuk lebih mengeksplor masa kanak-kanaknya secara perlahan, tidak harus semua kemampuan (calistung) dipaksakan secara tergesa-gesa,” ujar Holy.
 
Dia mengatakan ada banyak kemampuan dan keterampilan lain yang tidak bisa orang tua abaikan dalam proses pengasuhan anak usia dini. Seperti konsep emosi, mengenali perasaan, bonding keterbukaan dengan orang tua dalam interaksi yang harmoni.
 
Holy menegaskan konsep ini tidak kalah pentingnya dalam mempersiapkan anak sebelum masuk SD. Dia menyebut orang tua tentu boleh mengenalkan calistung sederhana pada anak-anak dalam nuansa bermain.
 
"Namun, yang perlu menjadi kesadaran bersama, ketika masuk SD namun anak belum memiliki kemampuan yang bagus dalam calistung hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan fatal,” tegas Holy.
 
Dia mengungkapkan teori perkembangan anak yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan Jean Piaget. Dalam teorinya dia mengemukakan pada usia 2-7 tahun (usia pra sekolah hingga usia awal masuk SD) masih masuk pada tahapan pra operasional.
 
Tahap ini anak belum bisa diajak berpikir abstrak dan mengungkapkan pemikiran logis. Pada tahap kognitif anak pada fase ini banyak berkaitan dengan hal-hal simbolik, seperti gambar-gambar.
 
Sementara itu, pada usia 7-11 tahun (usia SD) anak sudah mulai dapat diajak berpikir logis, seperti mempelajari matematika.
 
“Dari sini tentu kita tahu, bahwa selama di SD mereka masih bisa belajar dan berlatih secara optimal sesuai tahap perkembangannya pada kemampuan calistung. Tentu saja, kurikulum di SD memberikan banyak ruang dan dukungan untuk tercapainya kemampuan tersebut,” ujar Holy.
 
Baca juga: Obsesi dan Ambisi Orang Tua Bikin Tes Calistung Masuk SD Tak Hilang

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(REN)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif