Pemeringkatan ini merupakan bentuk upaya Populix untuk membantu mendorong peningkatan jumlah lulusan S2 dan kualitas pendidikan magister di Indonesia, dan dapat diakses melalui halaman web info.populix.co.
“Tidak hanya sendiri, Populix menyusun pemeringkatan ini berdasarkan hasil diskusi bersama sejumlah narasumber ahli. Narasumber tersebut terdiri dari kalangan akademisi dari berbagai universitas dan perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), selaku satuan kerja dari Kemendiktisaintek yang bertugas untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Masukan dari para narasumber ahli kemudian dijadikan acuan oleh Populix, khususnya dalam menentukan indikator dan variabel penilaian," kata VP of Strategy and Business Operations Populix di Populix, ?Raymond Tjipto dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip Minggu, 26 Januari 2025.
Baca juga: 12 Kampus dengan Prodi Ilmu Komputer Terbaik di Indonesia Versi THE WUR by Subject 2025 |
Pemeringkatan ini dimulai dari perangkuman data universitas negeri dan swasta, termasuk jumlah publikasi dan sitasi, berdasarkan Pangkalan Data Dikti dan SINTA per Juni 2024. Untuk menghindari bias, Populix juga menggunakan data sekunder yang meliput semua universitas dengan program S2.
Seluruh data tersebut kemudian dianalisa dan dinilai berdasarkan asas Tridarma Perguruan Tinggi. Tridarma Perguruan Tinggi sendiri adalah tiga kewajiban dasar yang harus dipenuhi oleh sebuah lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi.
Peringkat Program Magister Universitas di Indonesia versi Poplite memberi nilai berdasarkan ketiga kewajiban tersebut, dengan proporsi dan presentase yang didapat dari diskusi dengan narasumber ahli. Mulai dari Pendidikan dan Pengajaran yang berbobot 45% persen yang meliputi kualitas program pendidikan, termasuk kurikulum, fakultas, dan fasilitas pendidikan.
Kemudian Penelitian dan Pengembangan berbobot 45 persen, yaitu kinerja riset universitas, termasuk jumlah dan kualitas publikasi, serta partisipasi dalam konferensi dan kolaborasi penelitian. Lalu terakhir, Pengabdian Masyarakat dengan bobot 10 persen, yang meliputi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan, termasuk proyek sosial dan keterlibatan dengan komunitas lokal.
Ketua Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi sekaligus narasumber akademisi ahli, Rio Yusri Maulana menyampaikan, sebagian besar publik saat ini belum menggunakan indikator atau kriteria khusus dalam memilih program S2. Banyak yang belum sepenuhnya memahami tolok ukur yang mencerminkan kualitas sebuah program magister.
Oleh karena itu, kata Rio, indeks ini dapat menjadi pembuka jalan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada publik terhadap penilaian yang komprehensif dan inklusif mengenai kualitas program yang ditawarkan. "Dengan demikian, pemilihan program tidak hanya didasarkan pada promosi universitas semata," ujar Rio.
Publik dapat dengan mudah melihat pemeringkatan ini berdasarkan 10 kategori rumpun ilmu, dimulai dari Agama, Ekonomi, Humaniora, Kesehatan, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Pendidikan, Pertanian, Seni, Sosial, dan Teknik. Selain itu publik juga dapat memilih kategori berdasarkan 616 program studi magister yang saat ini tersedia di Indonesia. Lebih jauh lagi, setiap peringkat juga dilengkapi profil singkat universitas, alamat, detail penilaian berdasarkan Tridarma Pendidikan tinggi, jumlah karyawan, jumlah artikel dan sitasi, juga status akreditasi program.
“Hadirnya indeks ini tidak lepas dari tujuan Populix untuk mendemokrasikan data di Indonesia. Yaitu agar seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki akses informasi, dan bisa mengambil keputusan dengan baik, termasuk keputusan saat ingin melanjutkan pendidikan S2,” ungkap Raymond.
Populix juga mendukung demokrasi data para akademisi melalui platform Poplite, sebuah platform self-service survey builder yang bertujuan untuk membantu riset akademis di tanah air. Melalui platform ini para akademisi dapat menyusun kuesioner, menentukan detail responden, menyebarkannya kepada lebih dari 700 ribu responden berkualitas dari Populix, dan menerima hasil kuesioner dengan cepat dan akurat.
Poplite juga sudah dilengkapi dengan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk membantu pembuatan kuesioner. Akademisi dapat dengan mudah mengakses dan mendaftar Poplite melalui laman web researcher.populix.co.
Ketua Kelompok Kerja Akademi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV Kemdiktisaintek, Agus Gumilar menambahkan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sangat mengapresiasi inisiatif dari Populix. Pasalnya, indeks ini tidak hanya dapat menjadi acuan calon magister dalam menentukan universitas terbaik, tetapi juga sebagai pedoman bagi universitas untuk menonjolkan keunggulan, maupun memperbaiki kekurangan program mereka.
"Harapannya, hadirnya Peringkat Program Magister Universitas di Indonesia versi Poplite dapat mendukung peningkatan jumlah lulusan S2 dan kualitas pendidikan magister di Indonesia," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News