Peluncuran buku Litani Sahaja. Foto: Unika Atma Jaya
Peluncuran buku Litani Sahaja. Foto: Unika Atma Jaya

Ulang Tahun ke-75 Kardinal Suharyo Unika Atma Jaya Luncurkan Buku 'Litani Sahaja'

Citra Larasati • 14 Juli 2025 18:35

Jakarta:  Yayasan Atma Jaya bersama Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya meluncurkan buku “Litani Sahaja: 75 Tahun Kardinal Suharyo”.  Kegiatan ini digelar untuk memperingati ulang tahun ke-75 Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Atma Jaya.

Peluncuran “Litani Sahaja” merupakan ungkapan syukur yang mendalam atas 75 tahun perjalanan hidup dan panggilan hidup Romo Kardinal, sekaligus 15 tahun kebersamaan beliau dalam mendampingi Yayasan Atma Jaya sebagai Ketua Dewan Pembina.

Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Yayasan Atma Jaya, Linus M. Setiadi menyampaikan, buku ini bukanlah biografi, melainkan sebuah coffee table book atau galeri visual. Ide menyusun buku ini lahir dari keinginan untuk menghadirkan sesuatu yang istimewa bagi momen yang istimewa pula.

“Buku ini adalah bentuk syukur kami kepada Romo Kardinal. Namun dengan caranya sendiri, buku ini juga menjadi kado dari beliau untuk kita semua. Dari halaman ke halaman, kita bisa menemukan keteladanan dalam hidup yang bersahaja, setia, dan penuh makna. Buku ini mencoba menangkap esensi dari siapa beliau, melalui potret-potret yang berbicara tanpa banyak kata,” tuturnya dalam siaran persnya, Senin, 14 Juli 2025.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Sumber Daya Manusia Unika Atma jaya, Yohanes Eko Adi Prasetyanto menyatakan, kehadiran buku ini menjadi penanda penting bagi perjalanan institusi, terutama dalam meneladani nilai-nilai yang dihidupi oleh Romo Kardinal.

”Buku ‘Litani Sahaja’ bukan hanya merupakan bentuk penghormatan kepada Romo Kardinal, tetapi juga menjadi pengingat dan penanda penting dalam perjalanan Unika Atma Jaya. Melalui buku ini, kita diajak untuk meneladani nilai-nilai hidup yang beliau jalani ‘kesederhanaan, kesetiaan, dan pelayanan penuh makna’ yang sejalan dengan semangat kami dalam membentuk insan yang unggul, berintegritas, dan mengabdi bagi sesama,” jelasnya.

Sebagai coffee table book, Litani Sahaja menghadirkan rangkaian foto dari berbagai masa dan tempat yang merekam jejak pelayanan Romo Kardinal, mulai dari Paroki Bintaran di Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang, hingga Keuskupan Agung Jakarta. Narasi visual ini menjadi jendela yang membuka kisah hidup beliau secara ringan namun tetap dalam.

Judul “Litani Sahaja” sendiri dipilih karena mencerminkan karakter khas Romo Kardinal. “Litani” adalah bentuk doa yang penuh pengulangan, bukan sebagai rutinitas kosong, tapi sebagai ikhtiar spiritual yang terus mengakar. “Sahaja” berarti sederhana.

Baca juga:  15 Kampus Paling Berprestasi di Jawa Timur 2025, Cek Daftarnya di Sini

Dua kata ini menggambarkan kehidupan Romo Kardinal yang konsisten dan tidak mencari sorotan, namun berdampak besar bagi banyak orang. Dalam setiap tindakan yang diulang seperti bertemu umat, memimpin misa, menyapa dengan rendah hati terkandung spiritualitas litani yang sederhana.

Romo Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta, menyampaikan bahwa di usianya yang ke-75 tahun, segala sesuatu yang ia lakukan adalah demi kebaikan Gereja, bangsa, dan Tanah Air.

“Di usia saya yang ke-75 ini, saya menyadari bahwa semua yang saya lakukan bukan semata hasil rencana pribadi, melainkan bagian dari perutusan Tuhan. Ini adalah panggilan yang saya terima dan jalani dengan syukur, meski dengan segala keterbatasan manusiawi," kata Suharyo.
 
Ia mengatakan, tidak pernah membayangkan akan berada di titik ini, namun kasih setia Tuhan dan dukungan para sahabat, rekan sepelayanan, serta keluarga besar Atma Jaya telah menopang langkahnya. "Terima kasih atas doa dan kebersamaan yang terus menguatkan saya dalam menjalani perutusan ini, sebuah perutusan yang sejalan dengan semangat yang melandasi Unika Atma Jaya, yaitu ‘Untuk Tuhan dan Tanah Air’,” ungkapnya.

Dengan peluncuran buku “Litani Sahaja”, Yayasan Atma Jaya bersama Unika Atma Jaya mempersembahkan sebuah karya yang bukan hanya dokumentatif, tetapi juga inspiratif. Sebuah buku yang tidak hanya merekam sejarah seorang gembala, tetapi juga menghadirkan ruang refleksi bagi siapa pun yang membacanya tentang kesetiaan, kesederhanaan, dan pelayanan.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan