"Kalau sekarang kita sudah mulai jadi juara. Walaupun selisihnya baru tiga paper (dengan Malaysia). Jadi sekarang ini sampai pada 32.975 publikasi dan dia (Malaysia) 32.972 publikasi. Ini data semalam kita lihat. Target untuk 2019 jadi juara ASEAN sudah tercapai sekarang," kata Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati usai acara Pameran Hasil PPTI dan Insinas melalui 'Industrial Technology Development (ITD) Expo' di Mall Lippo Puri, Jakarta Barat, Rabu, 24 Juli 2019.
Scopus adalah pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik. Scopus mengandung sekitar 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah sejawat di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial (termasuk kesenian dan humaniora).
Peningkatan jumlah publikasi riset Indonesia meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berkat kontribusi dan kerja keras semua peneliti. Empat tahun sebelumnya Indonesia masih berkutat di 6.000 publikasi ilmiah.
"Padahal dari nomor empat waktu itu 6.000 dibanding 28 ribu sekarang sudah di atas 33 ribu semuanya," jelasnya.
Baca: Publikasi Ilmiah Indonesia Bersaing Ketat dengan Malaysia
Target ini bukan tujuan akhir. Kemenristekdikti menargetkan dalam lima tahun ke depan jumlah publikasi riset Indonesia mencapai 50 ribu paper.
"Kalau saja kita punya 50 ribu (jurnal ilmiah) yang bereputasi internasional, tiga dan empat tahun ke depan itu akan luar biasa. Dan kita akan bicara kualitas publikasi ke depan," tuturnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id