"Perkembangan motorik itu menjadi penting sebagai fondasi dasar yang akan memengaruhi kemampuan individu untuk belajar atau berpikir ke depannya," kata Psikolog anak, Farida Aini, kepada Medcom.id, Kamis, 31 Oktober 2024.
Ia menjelaskan terdapat teori perkembangan yang disebut dengan pyramid of learning. Ini adalah proses seseorang mampu belajar.
"Itu di awal memang harus dikembangkan dulu motoriknya. Motorik itu pun ada dua, ada motorik kasar dahulu yang mana menggerakkan anggota fisik tubuh. Setelah itu baru motorik halus misal koordinasi mata dan tangan untuk nanti akhirnya dia bisa menulis dan mengukuti pembelajaran dengan baik," jelas dia.
Setelah secara postur berkembang karena pengembangan motorik, barulah anak bisa distimulasi. Baik untuk kemampuan literasi dan numerasi.
"Itu akan bisa berkembang sesuai usianya. Mulai dari motorik, banyak bermain outdoor lompat, berlari, melempar bola, meremas, itu sangat bisa memperkuat motorik anak untuk bisa mendukung pembelajaran tingkat selanjutnya," tutur dia.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyebut pelajaran matematika akan dikenalkan ke siswa Taman Kanak-kanak (TK). Namun, ia memastikan matematika yang diajarkan tidak seserius seperti jenjang SD dan selanjutnya.
"TK itu kan main-main. Jadi Matematikanya matematika main-main," kata Mu'ti saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024.
Ia menjelaskan prinsip TK adalah bermain sambil belajar. Sehingga, jangan membayangkan pelajaran matematika di TK adalah pelajaran yang membuat siswa pusing.
"Bukan yang bikin orang mumet itu. Tapi ya senang-senang saja. Mengenal bilangan, mengenal perkalian tapi dengan cara bermain," ungkap dia.
| Baca juga: Bakal Dikenalkan ke Siswa TK, Abdul Mu'ti: Matematika Main-main |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
