Ilustrasi pernikahan.
Ilustrasi pernikahan.

Pakar IPB Ungkap Turunnya Tren Pernikahan di Indonesia, Ada Penundaan

Renatha Swasty • 15 Mei 2024 18:11
Jakarta: Turunnya tren angka pernikahan di Indonesia tengah menjadi sorotan. Pakar Keluarga IPB University, Euis Sunarti, mengatakan menurunnya angka pernikahan harus dilihat dari usia menikah yang meningkat belakangan ini.
 
Dia menuturkan rataan usia laki-laki dan perempuan yang menikah lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, terjadi penundaan yang mengakibatkan tren angka pernikahan menurun.
 
“Hal yang perlu digarisbawahi dalam fenomena turunnya angka pernikahan belakangan ini adalah pergeseran pandangan mengenai kesiapan menikah. Yang dulunya usia tertentu sudah dianggap siap menikah, tetapi beberapa tahun belakangan ini masih dipandang belum siap menikah,” ujar Euis dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Mei 2024.

Guru Besar IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) ini menyebut kondisi tersebut dapat terjadi akibat beberapa faktor yang memengaruhi keputusan seorang individu untuk menikah. Mulai dari faktor ekonomi, kesiapan intelektual, emosi, moral sampai fisik.
 
Euis juga mengatakan fenomena penurunan angka pernikahan perlu dikaji lebih lanjut agar mendapatkan data representatif di lapangan. Apakah pernikahan menjadi hal yang semakin ditakuti karena sadar belum memiliki kesiapan cukup atau memang karena keterampilan yang semakin sulit diperoleh demi mendapatkan suatu kondisi yang diinginkan dalam pernikahan.
 
“Memang harapannya dengan kesadaran kesiapan menikah yang semakin disorot ditandai dengan usia menikah yang meningkat mampu membuat generasi berikutnya lebih baik. Namun, hal ini tidak berarti bahwa menikah di usia yang lebih muda itu tidak baik. Asal dengan komitmen, keyakinan, dan kesiapan tentunya juga akan menghasilkan generasi berikutnya yang sama baiknya,” tutur dia.
 
Euis mengingatkan tren penundaan pernikahan bisa berbalik menjadi hal negatif bagi pertumbuhan penduduk. Meskipun, fenomena ini dihipotesiskan berpotensi menciptakan generasi lebih baik.
 
“Harus dilihat sampai mana batasnya. Jangan sampai seperti di beberapa negara besar yang saat ini memiliki masalah dengan fertility rate sehingga menyebabkan ketidakseimbangan populasi yang bisa mengantarkan pada situasi kekurangan jumlah generasi penerus,” ujar dia.
 
Baca juga: Semua Pihak Harus Terlibat dalam Menekan Angka Perkawinan Anak

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan