Ilustrasi perhotelan. DOK Vokasi Kemdikbud
Ilustrasi perhotelan. DOK Vokasi Kemdikbud

Sumbang 1% Emisi Karbon, Lulusan Perhotelan Mesti Punya Kesadaran Lingkungan

Ilham Pratama Putra • 07 Juni 2023 19:13
Jakarta: Ketua Program Studi Pengelolaan Perhotelan Universitas Pelita Harapan (UPH), Amelda Pramezwary, mengatakan industri pariwisata turut bertanggung jawab terhadap krisis lingkungan. Dia menyebtu lulusan perhotelan mesti memiliki kesadaran terhadap lingkungan.
 
Amelda mengatakan sektor perhotelan merupakan penyumbang satu persen emisi karbon di dunia. Hal ini mesti jadi perhatian calon lulusan.
 
"Industri kita salah satu yang menyebabkan krisis lingkungan. Sedih ya kok kita menjadi industri yang menyebabkan krisis lingkungan. Tapi itu faktanya," ujar Amelda dalam Seminar Nasional Hospitour 2023 di Gedung HOPE UPH, Selasa, 6 Juni 2023.

Amelda mengatakan industri perhotelan harus mencari cara mengurangi emisi karbon. Dia mengatakan dari semua kamar hotel diharapkan bisa mengurangi emisi karbon lebih dari 90 persen pada 2050.  
 
"Kita harus memikirkan bagaimana cara mengurangi dampak karbon. Ternyata jika kita mempraktikkan keberlanjutan, kita bisa menghemat pengeluaran," jelas Amelda.
 
Dia menuturkan pengelolaan pariwisata berkelanjutan dapat mendatangkan keuntungan yang besar. Terlebih tingkat wisatawan tinggi juga menginginkan wisata ramah lingkungan.
 
"Kalau dulu pakai plastik beli, sekarang refill. Belum lagi kalau kita hemat listrik dan air, tagihannya jadi lebih murah. Kita harus melindungi lingkungan, kalau lingkungan kita tidak berkebelanjutan, bisnis kita juga tidak akan berkelanjutan. Keberlanjutan mengurangi ongkos. Saat ini banyak wisatawan yang lebih senang tinggal di eco friendly hotel," ujar Amelda.
 
Sementara itu, akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Janianton Damanik mengatakan produk pariwisata harus ramah lingkungan dan memiliki kontak intens dengan masyarakat lokal. Janianton mengatakan pengembangan wisata pasca pandemi harus membuat format baru wisata di Indonesia.
 
Dia menilai hingga kini belum ada terobosan baru dalam pengembangan pariwisata pasca pandemi. "Kita harus menggunakan satu sistem yang terhubung terkoneksi yang berkaitan dengan perjalanan wisata kita karena berimplikasi dengan banyak hal," ujar Janianton.
 
Baca juga: Lulusan S1 Pariwisata Mesti Hadirkan Industri Wisata Berkelanjutan

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan