Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sekaligus Ketua KNIU, Nadiem Makarim, menyebut dalam rangka penguatan kepemimpinan dan diplomasi Indonesia di UNESCO, perlu adanya pengusulan Indonesia sebagai anggota Executive Board. Keterlibatan Indonesia sebagai anggota Executive Board memiliki nilai penting dalam diplomasi Indonesia membawa misi nasional ke kancah internasional.
“Saya ingin kembali menekankan partisipasi Indonesia dalam UNESCO tentu bukan hanya untuk mendapatkan status atau tetapan saja, tetapi karena Indonesia memiliki tekad kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menjaga kekayaan alam dan budaya, menguatkan nilai transformasi dari ilmu pengetahuan, serta mengedepankan keterbukaan informasi," ujar Nadiem saat menyampaikan Way Forward dalam sidang pleno KNIU 2023.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kemendikbudristek, Itje Chodidjah, mengungkapkan pembahasan utama dalam sidang pleno yang mengusung konsep reconnecting ini. Yakni Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan implementasi program UNESCO oleh masing–masing kementerian/lembaga dan menetapkan rekomendasi dan strategi tindak lanjut dalam pelaksanaan program UNESCO sebagai focal points.
Kemudian, menetapkan strategi partisipasi Indonesia dalam badan–badan strategis dan subsider UNESCO demi meningkatkan peran strategis dari keanggotaan Indonesia di UNESCO. Lalu, menjalankan koordinasi antara instansi pengampu atau focal points bidang program UNESCO, yaitu Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Kebudayaan, serta Komunikasi dan Informasi.
“Tentunya partisipasi Indonesia di UNESCO bukan hanya untuk mendapatkan penetapan status, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia menjadi bagian dari masyarakat dunia melalui penguatan diplomasi dan peningkatan kerja sama dengan negara lain," beber Itje dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Februari 2023.
Dia menuturkan selama 73 tahun keaggotaan Indonesia di UNESCO telah memperoleh beberapa capaian dalam berbagai bidang. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, memberikan perkembangan informasi selama dua tahun terakhir.
Dia mengatakan Indonesia telah memiliki komitmen dan kerja sama dengan UNESCO dan berhasil menorehkan capaian. Seperti berkolaborasi dalam penyusunan laporan dan compendium sebagai luaran G20 Education Working Group pada 2022 yang kemudian dibawa pada Transforming Education Summit di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB/United Nations).
“Kemendikbudristek juga terus berupaya mendorong pendidikan inklusif yang mencakup kesetaraan gender dan akses untuk kelompok minoritas dan difabel sehingga tercipta keselarasan kebijakan Merdeka Belajar dengan agenda pendidikan inklusif UNESCO," jelas Suharti.
Sejauh ini, Kemendikbudristek telah menetapkan 1.728 Warisan Budaya Takbenda dan memiliki 12 Warisan Budaya Takbenda yang dienkripsi oleh UNESCO melalui program Intangible Cultural Heritage. Kemendikbudrsitek memprioritaskan mempercepat proses enkripsi semua Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Agenda kebudayaan lain yang perlu menjadi perhatian adalah penyelarasan program Merdeka Berbudaya dengan UNESCO International Fund for Cultural Diversity. Salah satu praktik baik dari implementasi program UNESCO adalah partisipasi Indonesia dalam program World Heritage, UNESCO Global Geoparks, Man and Biosphere.
Program tersebut merupakan bentuk upaya dalam memperkuat perlindungan kekayaan alam Indonesia. Plt Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE), Bambang Hendroyono, menyampaikan prioritas utama saat ini adalah mengeluarkan Tropical Rainforest Heritage of Sumatra dari (TRHS) In Danger List UNESCO World Heritage.
“Upaya yang sedang dilakukan, antara lain monitoring batas kawasan, penguatan pengelolaan TRHS yang fokus pada implementasi Emergency Action Plan (EAP), serta menyusun Environmental Impact Assessment (EIA) untuk pengembangan jalan eksisting, serta upaya mitigasi dampaknya," papar Bambang.
Selain itu, sidang pleno KNIU ini juga membahas warisan dokumenter yang disampaikan oleh Kepala Arsip Nasional RI, Imam Gunarto. Imam menyampaikan saat ini Indonesia telah memiliki delapan warisan dokumenter yang masuk dalam register UNESCO Memory of the World. Hal ini tentu suatu nilai yang berharga dalam historiografi Indonesia.
Baca juga: 4 Kunci Menghapus Label 'Bahaya' di Taman Nasional Sumatra |