"Saya kira tidak (lost generation)," kata Wakil Sekjen Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jejen Musah dalam dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Nasib Siswa di Tengah Pandemi', Sabtu, 23 Januari 2021.
Jejen mengungkapkan, PGRI coba menggagas loma menulis yang diikuti sekitar seribu guru dari 34 provinsi pada akhir 2020. Peserta diminta menuliskan pengalaman mereka menjalani PJJ selama ini.
Dari karya yang masuk, kata Jejen, justru banyak cerita tentang inovas-inovasi guru yang tak pernah terbayangkan. Para guru sangat memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk melakukan pembelajaran.
Baca: Evaluasi PJJ, Kemendikbud: Ada Penurunan Hasil Belajar Siswa
Bahkan, kata dia, model guru kunjung menjadi satu tradisi yang membuat guru merasa dekat dengan para orang tua dan masyarakat. Ketika para guru datang ke rumah atau desa, disambut luar biasa oleh warga dan aparat desa.
Guru beserta perangkat desa juga bekerja sama membangun infrastruktur internet guna mendukung pendidikan. Melihat kondisi ini, bisa dibaca ada kesadaran lebih dari elemen masyarakat untuk tetap memastikan peserta didik tetap memperoleh pelajaran.
"Kami melihat pandemi ini juga melahirkan inovasi di level guru dan desa," ujarnya.
Menurut dia, pandemi ini juga memunculkan kesadaran dari para orang tua ternyata mendidik itu tidak mudah. "Mengajar anak itu tidak mudah. Sehingga, ada perubahan mindset terhadap guru," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News