Ma'ruf menjelaskan, bahan pembelajaran yang terpapar unsur radikalisme tersebut, terindikasi
ada di tingkat Sekolah Dasar (SD), termasuk juga di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). "Ada bahan ajar yang masih menggunakan bahan-bahan yang di dalamnya terindikasi ajaran yang radikal," kata Ma'ruf, di Desa Tangkilsari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikutip dari Antara.
Iamenjelaskan, bahan-bahan pembelajaran tersebut, juga pernah muncul di soal-soal ujian sekolah. Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak bisa mewaspadai adanya unsur-unsur radikalisme di bahan pembelajaran anak-anak sekolah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Ma'ruf, dengan adanya indikasi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta menelusuri indikasi-indikasi tersebut agar dapat dilakukan perbaikan. "Ada di tingkat SD, bahkan PAUD juga ada yang mengajarkannya. Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menelusuri, untuk
kemudian dilakukan perbaikan," kata Ma'ruf.
Dalam rangkaian kunjungan kerja di wilayah Malang Raya, Wapres berkesempatan untuk
meluncurkan Gerakan Pelopor Antiradikalisme di kampus Universitas Islam Malang (Unisma),
Jawa Timur. Peluncuran gerakan antiradikalismetersebut, diharapkan bisa menjadi upaya menangkal gerakan radikalisme, khususnya di kalangan mahasiswa.
Gerakan radikalisme, dinilai bisa mengancam kehidupan masyarakat dalam bernegara. Ma'ruf menambahkan, pihaknya menginginkan universitas-universitas yang ada di Indonesia untuk
mengambil langkah serupa untuk menangkal gerakan radikalisme.
Diharapkan, dengan adanya upaya dari kampus, bisa menangani permasalahan radikalisme dapat dilakukan dari hulu hingga hilir. "Unsur masyarakat juga harus dilibatkan, termasuk pendidikan, mulai dari kementerian maupun lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta," tutup wapres.
(CEU)