Wakil Duta Besar RI di Tokyo, Tri Purnajaya dalam sambutannya menegaskan, bahwa KBRI terus berupaya memperhatikan layanan pendidikan bagi seluruh WNI Jepang. Salah satu program KBRI Tokyo adalah peningkatan pelayanan akses pendidikan bagi seluruh WNI di Jepang.
"Pendidikan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah perhatian serius kami, karena jumlah PMI di Jepang lebih dari 40 ribu. Kami ingin memfasilitasi layanan pendidikan bagi para PMI,” tutur Tri dalam siaran persnya Selasa, 29 Juni 2021.
Ia mengakui, KBRI Tokyo bersama IPTIJ mengundang empat perguruan tinggi yang memiliki program pembelajaran jarak jauh dalam pameran ini. Keempat perguruan tinggi yang diundang adalah Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Terbuka (UT), Universitas Siber Muhammadiyah (USM), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Acara dibuka Ketua IPTIJ, Malik Abdul Azis dan turut dihadiri oleh Perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang, Reza Rustam.
“Dengan peningkatan kapasitas dan pendidikan, saya harap para PMI dengan status pemagang bisa ditingkatkan menjadi Specified Skilled Worker yang kebutuhannya sangat tinggi di sini," harap Tri.
Baca juga: 140 Universitas Eropa Gelar Pameran Pendidikan Virtual
Wakil Universitas Bina Nusantara di Jepang, Usman Naito mengakui, bahwa tidak sedikit perusahaan Jepang yang mensyaratkan ijazah setara S-1 apabila seorang pekerja ingin masuk level manajemen. “Maka dari itu, pendidikan bagi PMI merupakan hal yang strategis dalam peningkatan karier,” jelas Usman.
Kepala PPMLN Universitas Terbuka, Pardamean Daulay memaparkan, bahwa UT memiliki sistem dan proses pembelajaran yang begitu mudah diikuti oleh PMI. “UT juga menyediakan program pembelajaran jarak jauh untuk program magister dan doktoral,” imbuh Pardamean.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News