Wsudawan termuda ITB, Zivanka Nafisa Wongkaren. DOK ITB
Wsudawan termuda ITB, Zivanka Nafisa Wongkaren. DOK ITB

Zizi Si Paling Kompetitif Jadi Wisudawan Termuda ITB di Usia 19 Tahun

Renatha Swasty • 29 November 2023 09:57
Jakarta: Zivanka Nafisa Wongkaren atau biasa disapa Zizi merupakan gadis yang cukup kompetitif. Dia selalu menanamkan di pikirannya, bila temannya bisa, dia pun bisa.
 
Hal ini yang memacu dia untuk menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Meski awalnya, dia sempat terkejut dengan dinamika perkuliahan di Program Studi Internasional Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dirasa cukup berat.
 
Zizi tidak percaya diri sekaligus kagum dengan kepandaian teman-teman sekelasnya atau yang disebut impostor syndrome. Namun, sejak semester 5 ia mulai terbiasa dengan beban kuliah dan dapat mengatur aktivitasnya.

Dia juga belajar untuk fokus membandingkan diri sendiri dengan dirinya di masa lalu alih-alih dengan orang lain.
 
“Aku mau mencurahkan tenaga dan pikiran untuk menjadi peneliti. Saat menerima materi, aku mengenyahkan pikiran jika mata kuliah yang dipelajari susah. Aku ubah mindset-nya jika teori di mata kuliah itu bisa diimplementasikan saat aku membuat robot. Aku jadi lebih fokus mengasah skill, bukan semata mencari nilai,” kata Zizi dikutip dari laman itb.ac.i, Rabu, 29 November 2023.
 
Zizi dapat melewatkan perkualiahan dengan baik dan lulus hingga menjadi wisudawan termuda dengan usia 19 tahun 1 bulan pada Wisuda Pertama ITB, 28 Oktober 2023.  Dia berhasil menamatkan pendidikan sarjana pada Program Studi Internasional Teknik Mesin.
 
Rupanya, dia juga menjalani program akselarasi di setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Zizi berhasil menamatkan pendidikan SD hanya 5 tahun. Sementara itu, untuk bangku SMP dan SMA, dia tamatkan dalam waktu hanya 2 tahun.
 
Selain karena memiliki kecerdasan akademik yang tinggi dan berhasil masuk akselarasi, Zizi juga mempunyai minat terhadap kerajinan origami dan menyusun mainan lego. Hal ini yang menjadi dorongan untuk makin berkreasi dan berinovasi.
 
“Berbekal ilmu tersebut, aku membayangkan akan bisa membuat barang apapun yang ada di benakku. Tentunya pada usia 14 tahun, prospek pekerjaan bukanlah pertimbangan utama bagi aku. Namun, akhirnya aku menjatuhkan pilihan untuk menekuni Teknik Mesin karena bidang ini memberikan wawasan bermanfaat tentang sistem mekanika. Aku bisa mengkonstruksi robot-robot sendiri yang cukup unik sesuai imajinasi,” kata Zizi.
 
Selama kuliah, dia terdorong memiliki kecakapan interdisipliner, seperti mekatronika, kontrol, programming, dan AI. Zizi mengerjakan tugas akhir berupa kolaborasi antara Laboratorium Dinamika FTMD ITB dengan Pusat Riset Mekatronika Cerdas LIPI BRIN.
 
Ia melakukan riset terkait implementasi Deep Reinforcement Learning (DRL) dalam parkir lurus mundur yang diajukan untuk kendaraan otonom. Selama riset, Zizi belajar banyak hal tentang dunia AI dan reinforcement learning dalam berbagai teknis.
 
"Tugas utama aku melakukan kajian dari riset-riset terdahulu mengenai DRL dan mencoba memodifikasi dan mengimplementasikannya. Metode tersebut diterapkan ke dalam lingkungan virtual yang dipakai untuk simulasi parkir dengan ketentuan khusus,” ujar dia.
 
Zizi menilai Tugas Akhir (TA) sebagai representasi dari jerih payah dan kualitas seorang mahasiswa. “Dosen-dosen pembimbing telah menganggap kita sebagai kolega yang berpengetahuan dan professional,” ungkap dia.
 
Tak cuma gemilang di bidang akademik, Zizi juga mencari pengalaman di luar kelas. Dia pernah mengikuti Unit Robotika ITB, Society of Renewable Energy ITB, Unit Hoki ITB, dan Himpunan Mahasiswa Mesin ITB.
 
Setelah lulus, Zizi ingin meneruskan pendidikan ke jenjang S2 sembari melamar pekerjaan. Dia juga menunjukkan keseriusannya menjadi peneliti.
 
“Aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan belajar dan riset. Sepertinya aku sudah ketagihan dan tidak bisa hidup tanpa dua hal itu,” kata dia.
 
Zizi berpesan agar mahasiswa dapat semakin mengembangkan bakat serta kreativitas, tak hanya dalam prestasi akademik namun dalam bidang lainnya.
 
“Jadilah mahasiswa yang kreatif dalam memilih keahlian dan jangan takut untuk membedakan diri dengan yang lain,” pesan dia.
 
Baca juga: Kenalan dengan Fachriza Andhika Putra, Wisudawan dengan IPK Tertinggi di ITB

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan