Kampus UGM. Foto: Dok. UGM
Kampus UGM. Foto: Dok. UGM

QS WUR by Subject 2024, Prodi Antropologi UGM Masuk 100 Besar Dunia

Citra Larasati • 13 April 2024 12:42
Jakarta:  Program studi (prodi) Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam peringkat ke-51 dunia setelah ditempatkan dalam jajaran peringkat 51-100 dunia dalam QS World University Rankings (WUR) by Subject untuk tahun 2024.
 
Dekan FIB UGM, Setiadi mengatakan pencapaian antropologi UGM ini sangat membanggakan.  Mengingat sangat jarang prodi di Indonesia yang bisa masuk 100 besar dunia.
 
“Bagi FIB, pencapaian ini menjadi pemicu sekaligus pembelajaran agar prodi lain bisa masuk kategori yang sama,” kata Setiadi, Sabtu, 13 April 2024.

Menurut Setiadi, Prodi Antropologi UGM sangat pantas masuk dalam tingkatan ini mengingat prodi ini sangat produktif dalam publikasi dan riset-riset kolaboratif internasional. Bahkan Prodi antropologi UGM memiliki tradisi ilmiah yang sangat membanggakan karena riset-risetnya telah dipublikasi dan kolaborasi dengan beberapa negara.
 
TIdak hanya, itu dalam bidang kerja sama pertukaran dosen dan mahasiswa juga rutin dilakukan. “Pengiriman mahasiswa S1, S2 dan S3 untuk riset budaya lain di Eropa dan Asia menjadi keunggulan tersendiri di prodi ini,” jelasnya.
 
Menurut Setiadi, keberhasilan Antropologi dalam jajaran 100 besar dunia ini tidak lepas dari keunggulan dari penilaian dari sisi akademik, publikasi, jumlah sitasi, impact hingga kualitas lulusan yang dihasilkan. Menurutnya, dukungan yang diberikan FIB UGM dalam ketersediaan dana riset, membuka peluang kerjasama, serta memfasilitasi pengembangan SDM untuk studi lanjut sangat mendukung prodi ini semakin maju dan bertaraf internasional.
 
“Apalagi kita di FIB sudah memiliki kebijakan untuk menetapkan dosen wajib lulus S3 dan rekrutmen dosen baru juga wajib sudah harus bergelar doktor,” ujarnya.
 
Dari sisi SDM, Setiadi menyebutkan saat ini prodi Antropologi memiliki 5 orang Guru Besar, 11 orang dosen bergelar doktor dan 4 orang dosen tengah menempuh pendidikan S3. “Diharapkan awal tahun 2025, 100 persen dosen antropologi sudah berlatar belakang doktor semua,” katanya.
 
Terkait dengan upaya mendorong publikasi riset, Setiadi mengungkapkan, FIB dalam 5 tahun terakhir rutin menggelontorkan dana hibah penelitian untuk semua dosen. Bahkan untuk saat ini, fokus hibah penelitian diprioritaskan pada pendanaan penelitian kolaboratif internasional, nasional dan antar universitas.
 
“Kita selalu mendorong dosen mengambil hibah penelitian internasional dengan mengalokasikan anggaran lebih besar. Hibah ini bebas diambil oleh semua dosen FIB. Harapannya publikasi internasional kita semakin bertambah,” kata Dia.
 
Selain bidang ilmu antropologi masuk ranking 51 besar dunia, QS World University Rankings (WUR) by Subject juga menempatkan prodi Arkeologi FIB UGM masuk peringkat 151-200 dunia, lalu prodi bahasa asing FIB UGM masuk peringkat 151-200 dunia dan prodi Sejarah FIB UGM masuk 201-230 dunia.
 
Setiadi mengharapkan untuk prodi yang lain di FIB akan didorong bisa masuk peringkat 100 besar dunia. “Bidang modern language sangat prospektif untuk kami dorong. Termasuk juga prodi Sejarah dan Arkeologi,” pungkasnya.
 
Baca juga: QS WUR by Subject 2024, Lima Bidang Ilmu Unair Peringkat 1 Nasional

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan