Siswa tengah belajar di kelas. Foto: MI/Andri Widiyanto
Siswa tengah belajar di kelas. Foto: MI/Andri Widiyanto

Pendaftaran Kurikulum Merdeka 2023, Ini yang Harus Dicermati Sekolah

Citra Larasati • 18 Februari 2023 19:00
Jakarta:  Proses pendaftaran Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2023/2024 akan berfokus kepada kebijakan, praktik baik, dan call to action.  Sehingga penting bagi satuan pendidikan untuk mencermati potensi sekolah dan mempertimbangkan pilihan model Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan.
 
Nur Malik Maulana dari Balai Latihan Pendidikan Teknik Pusat Data dan Informasi (BLPT Pusdatin) Kemendikbudristek mengatakan, khusus untuk opsi kurikulum tertentu, satuan pendidikan masih diberi kesempatan untuk mengubah opsi Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan. 
 
Khusus untuk satuan pendidikan yang sebelumnya memilih Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar, masih memiliki dua kesempatan lagi untuk mengubah pilihan ke level Kurikulum Merdeka di atasnya yaitu Mandiri Berubah atau Mandiri Berbagi. 

Kemudian, untuk satuan pendidikan yang sudah terdaftar di Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah, memiliki kesempatan satu kali untuk mengubah opsi kurikulum. Meskipun hanya bisa naik ke level di atasnya yakni Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi. 
 
“Selama masa pendaftaran, satuan pendidikan dapat mengubah opsi Kurikulum Merdeka meskipun ia sudah memutuskan untuk mendaftar. Masih ada kesempatan untuk berdiskusi dengan pengelola,” terang Nur lebih lanjut.
 
Sementara itu, untuk satuan pendidikan yang sudah terdaftar di Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi, tidak bisa berubah untuk mengambil dua opsi kurikulum pada level di bawahnya. Mereka hanya punya pilihan untuk menjalankan Kurikulum Merdeka Mandiri Berbagi.
 
Selain itu, hal yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan sekolah sebelum melakukan pendaftaran adalah mengunduh aplikasi PMM dan menyiapkan akun belajar.id.   Sebelum nantinya melakukan pendaftaran yang telah dibuka sejak 6 Februari lalu hingga 31 Maret 2023 tersebut. 

Tak Sekadar Perubahan Administratif

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menjelaskan, penerapan Kurikulum Merdeka bukan hanya menyangkut soal perubahan administratif, seperti perubahan istilah dan format dokumen.
 
Lebih dari itu, penerapan Kurikulum Merdeka adalah momentum untuk merefleksikan dan memperbaiki praktik pembelajaran. “Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. Para guru tidak (perlu) terburu-buru dalam mengajar dan pembelajaran (sehingga) bisa lebih mendalam, karena kurikulum ini berfokus pada materi esensial,” kata Nunuk dalam keterangannya, Sabtu, 18 Februari 2023.
 
Nunuk mengungkapkan, salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila akan memberi waktu lebih banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka, kata Nunuk, akan memberi kesempatan bagi semua peserta didik di Indonesia untuk menjadi pemelajar sepanjang hayat yang kompeten dan berkarakter Pancasila. 
 
“Kurikulum Merdeka juga memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk bergotong-royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan,” lanjut Nunuk.
 
Guru SMA Negeri 20 Konawe Selatan, Firmantu mengungkapkan, meskipun sekolahnya masih jauh dari kondisi ideal, tetapi mereka memilih untuk melakukan implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri.  Hal ini karena melihat kondisi pendidikan siswa di daerah mereka yang timpang dibandingkan dengan daerah lain.
 
“Sekolah kami mengambil keputusan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri karena kami mengamati dari tahun ke tahun, input atau yang masuk ke sekolah kami dari sisi kognitif itu menengah ke bawah, baik dari sisi ekonomi,” kata Imam.
 
Ia menyampaikan, kemampuan awal siswa sangat rendah, termasuk dari sisi karakter dan keterampilan sehingga membutuhkan ‘sentuhan’ dari guru-guru. Kekurangan ini, menurut Imam, sangat sesuai dengan intisari atau karakter Kurikulum Merdeka dengan fleksibilitasnya, termasuk bagaimana mengakomodir kebutuhan peserta didik sehingga kebutuhan pembelajaran mereka dapat terpenuhi dan dapat mengejar ketertinggalan pembelajaran mereka.
 
“Sebelum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka kami (dewan guru) mempersiapkan rapat pendaftaran. Kami mulai menimbang-nimbang dan melakukan refleksi aset dan kemampuan sekolah. Dari rapat ini kami sepakat untuk mendaftar,” terang Imam menceritakan bagaimana proses sekolahnya bersepakat mengambil jalur Mandiri Berubah.
 
“Dengan Mandiri Berubah, kita sudah bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara utuh, juga semua instrumen-instrumennya sudah disediakan oleh Kemendikbudristek melalui Platorm Merdeka Mengajar (PMM), sehingga kita tinggal mengadopsi dan memodifikasi sesuai dengan karakter sekolah,” lanjut Imam.
 
Baca juga: Begini Langkah-Langkah Mengubah Opsi Pendaftaran Kurikulum Merdeka


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan