Yuk simak penjelasannya berikut ini dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
Aurora adalah fenomena alam yang menampilkan cahaya berwarna-warni di langit malam, terutama di daerah dekat kutub utara dan selatan Bumi. Di belahan bumi utara, fenomena ini dikenal sebagai Aurora Borealis atau "cahaya utara", sedangkan di belahan bumi selatan disebut Aurora Australis atau "cahaya selatan".
Aurora terjadi akibat interaksi antara partikel bermuatan dari Matahari dengan medan magnet dan atmosfer Bumi.
Proses terbentuknya aurora
1. Angin Matahari
Matahari memancarkan aliran partikel bermuatan yang disebut angin matahari. Partikel ini terdiri dari elektron dan proton yang bergerak dengan kecepatan tinggi melintasi tata surya.2. Medan Magnet Bumi
Saat angin matahari mencapai Bumi, medan magnet kita berfungsi sebagai perisai yang melindungi planet dari partikel berbahaya. Namun, di dekat kutub utara dan selatan, medan magnet ini lebih lemah, memungkinkan beberapa partikel bermuatan memasuki atmosfer.3. Interaksi dengan Atmosfer
Partikel bermuatan yang memasuki atmosfer bertabrakan dengan molekul gas, seperti oksigen dan nitrogen. Tabrakan ini menyebabkan molekul-molekul tersebut melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Warna aurora ditentukan oleh jenis gas dan ketinggian tempat terjadinya interaksi.Baca juga: Pesona Indah Langit Malam: Ini Perbedaan Aurora Borealis dan Aurora Australis |
4. Warna Hijau
Cahaya hijau adalah warna aurora yang paling umum terlihat. Warna ini dihasilkan oleh tabrakan partikel bermuatan dengan molekul oksigen pada ketinggian 100-300 km.5. Warna Merah
Cahaya merah yang lebih jarang terjadi berasal dari oksigen di ketinggian lebih tinggi, sekitar 300-500 km.6. Warna Ungu dan Biru
Cahaya ini dihasilkan oleh nitrogen. Tabrakan dengan nitrogen menghasilkan warna ungu di atmosfer bagian atas dan biru di atmosfer bagian bawah.Aktivitas matahari yang tinggi, seperti badai matahari atau Coronal Mass Ejections (CME) dapat meningkatkan jumlah partikel bermuatan yang mencapai Bumi, sehingga aurora menjadi lebih terang dan meluas. Selain itu, variasi dalam medan magnet Bumi juga mempengaruhi pola dan intensitas aurora.
Aurora tidak hanya terjadi di Bumi. Planet lain yang memiliki atmosfer dan medan magnet, seperti Jupiter dan Saturnus, juga mengalami fenomena serupa.
Namun, aurora di planet-planet tersebut dapat disebabkan oleh interaksi dengan partikel dari sumber lain, seperti bulan atau cincin planet.
Jenis-jenis Aurora
Berdasarkan penampilannya, aurora dapat dibagi menjadi beberapa jenis:- Aurora Arc: Cahaya yang membentuk lengkungan panjang di langit
- Aurora Band: Cahaya yang terlihat seperti pita bergerak perlahan
- Aurora Diffuse: Cahaya yang tersebar tanpa bentuk khusus
- Aurora Curtain: Cahaya yang menyerupai tirai dengan gerakan bergelombang
- Aurora Corona: Cahaya yang tampak seperti mekar di titik tertentu
Dampak badai geomagnetik
Badai geomagnetik yang memicu aurora juga memiliki dampak lain pada teknologi di bumi. Gelombang partikel bermuatan dapat mengganggu sinyal satelit, komunikasi radio, dan sistem navigasi GPS. Dalam beberapa kasus, badai geomagnetik yang sangat kuat bahkan dapat menyebabkan pemadaman listrik.Waktu dan lokasi terbaik melihat aurora
Untuk menyaksikan aurora, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan:1. Waktu
Aurora paling sering terlihat pada musim dingin ketika malam lebih panjang. Aktivitas aurora juga meningkat selama periode badai matahari.2. Lokasi
Tempat terbaik untuk melihat Aurora Borealis adalah di negara-negara Skandinavia seperti Norwegia, Swedia, dan Finlandia. Sedangkan Aurora Australis dapat dinikmati di Antartika, Tasmania, dan Selandia Baru.3. Kondisi Cuaca
Langit harus gelap dan bebas dari awan untuk melihat aurora dengan jelas.Itulah penjelasan tentang fenomena aurora yang menakjubkan. Semoga informasi ini bermanfaat yaa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id