Warsad, maestro seni tradisi Wayang Golek Cepak. DOK Kemendikbudristek
Warsad, maestro seni tradisi Wayang Golek Cepak. DOK Kemendikbudristek

44 Maestro Seni Tradisi Dapat Dana Apresiasi Tahunan

Renatha Swasty • 23 April 2024 10:12
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyerahkan dana apresiasi tahunan kepada 44 seniman. Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) kategori Maestro Seni Tradisi itu menerima masing-masing Rp25 juta.
 
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan penting untuk mendudukkan kembali urusan kebudayaan sebagai arus utama pembangunan. Maestro seni tradisi memiliki peranan besar mewariskan semangat dan pengetahuan kepada generasi muda.
 
Terlebih, dalam kondisi saat ini, perubahan sosial yang terjadi begitu cepat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seni tradisi. Jumlah orang yang berkecimpung di bidang seni tradisi semakin lama semakin berkurang.

Dana apresiasi kepada penerima AKI kategori Maestro Seni Tradisi ini diberikan seumur hidup untuk mendukung aktivitas berkarya dan proses pewarisan seni tradisi yang ditekuninya. Tahun ini, Kemendikbudristek juga akan memberikan jaminan sosial melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.
 
"Seniman tradisi seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan dianggap hanya sebatas hobi, bukan pekerjaan profesional. Pemberian jaminan sosial ini adalah bentuk pengakuan negara bahwa seniman adalah sebuah profesi yang memegang peranan penting dalam pemajuan kebudayaan. Sehingga, sudah sepantasnya mendapat perlindungan sosial dalam melaksanakan pekerjaannya," kata Hilmar dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 April 2024.
 
AKI adalah program pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek setiap tahun, sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada pihak-pihak, baik individu, komunitas atau lembaga, yang berprestasi dan/atau berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.
 
Maestro Seni Tradisi merupakan salah satu kategori AKI yang diperuntukkan bagi individu berusia di atas 60 tahun, yang secara tekun dan gigih mengabdikan diri lebih dari 35 tahun pada jenis seni yang langka atau nyaris punah, serta mewariskan keahliannya kepada generasi muda.
 
Dari total 71 seniman tradisi yang telah ditetapkan sebagai penerima AKI kategori Maestro Seni Tradisi sejak 2007-2023, ada 44 orang yang saat ini masih hidup dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu di antaranya, I Made Taro, seniman bidang tradisi lisan dari Bali, ditetapkan sebagai penerima AKI pada 2008.
 
Made Taro masih aktif menjadi narasumber di berbagai forum. Dia juga menulis sejumlah buku. Namun, penjualan buku kurang laris karena minat baca semakin menurun.
 
Sehingga, sebagian besar buku dia hadiahkan untuk anak-anak yang tertarik membaca seni tutur atau memenangkan permainan saat mendongeng. Dia juga mengisi perpustakaan sekolah yang bekerja sama dengan Sanggar Kukuruyuk.
 
"Dana apresiasi yang saya terima setiap tahun dari Kemendikbudristek, saya gunakan untuk mencetak buku-buku tersebut,” beber dia.
 
Selain itu, ada juga Agustinus Sasundu dan Warsad. Agustinus merupakan seniman alat musik bambu asal Sulawesi Utara yang ditetapkan sebagai penerima AKI pada 2016.
 
Dana apresiasi yang ia terima setiap tahun digunakan untuk membuat, memperbaiki, dan mengajarkan alat musik bambu. Dalam usia 73 tahun, Agustinus masih aktif membuat alat musik bambu terutama suling, membuat not balok, dan mengajarkannya kepada mahasiswa.
 
"Saya juga pernah diundang ke Istana Negara untuk memainkan lagu Indonesia Raya menggunakan orchestra musik bambu serta diundang di sejumlah acara pesta rakyat yang diselenggarakan oleh Pemda dan DPRD," ujar dia.  
 
Agustinus akan tetap melestarikan alat musik bambu karena bisa masuk ke semua jenis aransemen dengan melodi indah. Terlebih, lagi dana apresiasi dari pemerintah semakin memotivasinya untuk terus berkarya dan mengenalkan musik bambu ke generasi berikutnya.
 
Warsad, seorang seniman asal Jawa Barat yang ditetapkan sebagai penerima AKI pada 2019, menggunakan dana apresiasi untuk menunjang aktivitas pewarisan seni tradisi yang ditekuni melalui Sanggar Jaka Baru miliknya.
 
“Walaupun usia saya sudah tidak muda lagi, saya berkewajiban untuk melestarikan dan meneruskan tradisi Wayang Golek Cepak kepada generasi muda," kata Warsad.
 
Dana apresiasi dari pemerintah membuatnya semakin termotivasi untuk terus berkarya. Pada 2022, dia terlibat dalam pentas dan lokakarya bersama Salihara, kemudian di 2023 dia menyelenggarakan pentas di sanggar dengan mengundang stasiun TV swasta.
 
Kemendikbudristek mengajak seluruh pihak berpartisipasi aktif dalam gelaran AKI 2024 agar program pemberian penghargaan ini lebih luas jangkauannya dan tepat sasaran. Tahun ini, ada 7 kategori penghargaan.
 
Ketujuh kategori itu, yakni Tanda Kehormatan dari Presiden, Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Media, dan Anak. Periode pengusulan calon penerima AKI 2024 telah dibuka sejak 5 Maret dan akan berakhir pada 10 Mei 2024.
 
Informasi selengkapnya dapat diakses melalui laman anugerahkebudayaan.kemdikbud.go.id atau instagram anugerahkebudayaan.official
 
Baca juga: Mengenal Tradisi Batimung, Sauna Ala Masyarakat Banjar

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan