Program ini digelar di Nurhayati Global Islamic Boarding School (GIBS), Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Senin, 14 Desember 2020 dan dihadiri 50 orang tua yang memiliki anak-anak penyandang autisme. Berdasarkan data yang disampaikan pada Pandemic Talks, 2020 angka covid-19 pada anak Indonesia (data per 21 Oktober 2020) mencapai 37.218 kasus.
Sedangkan data dari https://covid19.go.id menyebutkan, hingga pertengahan Desember 2020 angka yang positif covid-19 tercatat 617.820 orang. Dari jumlah tersebut yang sembuh 505.836 orang dan meninggal 18.819 orang.
Kasus covid-19 yang belum menunjukkan penurunan secara signifikan, harus dihadapi dengan terus-menerus menyampaikan dan mengingatkan anak-anak tentang perilaku hidup sehat Seperti dengan disiplin mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
“Lewat kolaborasi yang solid dari akademisi, masyarakat, dan komunitas ini, kami berharap mitigasi akan bergulir lebih jauh lagi kepada anak-anak penyandang autisme di skala lebih luas,” kata Ketua Tim Pengmas, Amelita Lusia CPR dalam keterangannya, Selasa, 15 Desember 2020.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di UNS, Kapasitas Kelas Dibatasi 50%
Ketua Umum Yayasan Hasnur Center, Nila Susanti Sulaiman menyampaikan bahwa kolaborasi dengan UI ini merupakan aktivitas positif yang patut dikembangkan di kemudian hari. “Kami berterima kasih UI berkenan datang berbagi ilmu dengan kami,” imbuh Nina Richi Tresy, Sekretaris Umum Yayasan Hasnur Center.
Acara sosialisasi tersebut dimulai dari pemaparan tentang komunikasi efektif dalam keluarga oleh Lucy Afiati (pemerhati masalah keluarga). Sedangkan mitigasi gerakan 3M sebagai pencegahan infeksi covid-19 disampaikan oleh Amelita.
Kemudian cara memilih film animasi yang mengedukasi anak-anak disampaikan oleh Reska Herlambang (dosen humas dan penyiar TVRI). Menurut Reska, mengutip hasil
penelitian sekaligus Direktur Autism Research Centre (ARC), Cambridge University, Simon Baron-Cohen menyampaikan, terdapat kaitan antara menonton film animasi selama 15 menit dalam sehari dengan emosi pada anak-anak penyandang autisme.
Mereka terbantu dalam mengenal emosi setiap yang berinteraksi dengannya. Pada sesi kedua materinya yang disampaikan adalah tentang cara mencuci tangan yang benar oleh Head of
Clinic Department SMP-SMA GIBS, Indah Dwitari dan penanganan siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) oleh Muhamad Mustain, Head of Division of SES Department).
Indah mengajarkan cara mencuci tangan dengan kata kunci “Tepung Selaci Jemput”, yang merupakan akronim dari Tepung (TElapak PUNGgung), Selaci (SELAjari dikunCI), dan Jemput (JEMpol diPUTar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News