Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan kebijakan riset dan penyelenggaraan keantariksaan di Indonesia saat ini terintegrasi dalam BRIN. Termasuk, UU Keantariksaan dialihkan dari LAPAN ke BRIN yang meliputi kebijakan, pengelolaan riset, infrastruktur, pengelolaan layanan data, dan informasi keantariksaan.
“Saat ini, BRIN tidak hanya concern dalam riset dan inovasi keantariksaan namun pada pemanfaatannya melalui kolaborasi dengan industri dan fasilitas keantariksaan,” kata Handoko dalam keterangan tertulis, Rabu, 26 Oktober 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Handoko menjelaskan di Indonesia kemajuan bidang antariksa tidak hanya berdampak pada teknologi dan aplikasi keantariksaan tetapi juga memiliki dampak ekonomi. Misalnya, program satelit nasional SATRIA yang saat ini akan dikembangkan dapat mendorong transformasi ekonomi digital.
“Saat ini, Indonesia berencana mengembangkan peluncuran 19 konstelasi satelit untuk misi penginderaan jauh dan peningkatan kapasitas satelit komunikasi untuk mendukung ekonomi digital, blue, dan green economy,” papar dia.
Direktur Eksekutif Indonesian Space Agency (INASA) Erna Sri Adiningsih menjelaskan pertemuan ini akan dibagi menjadi dua sesi. Yaitu Space Agency Session yang akan membahas isu-isu prioritas pada sektor ekonomi antariksa, khususnya menekankan pada tema Space for Digital, Green, dan Blue Economy untuk menetapkan beberapa rekomendasi keantariksaan yang bermanfaat bagi negara-negara G20.
Lalu, Space Industrial Session yang akan dihadiri oleh sektor industri keantariksaan mulai dari start-ups hingga industri besar. Erna menyebut pandemi covid-19 menjadi pembelajaran untuk semua, khususnya Indonesia yakni peralihan mayoritas aktivitas masyarakat secara online dan digital.
"Hal ini tentunya memerlukan konektivitas yang baik melalui teknologi antariksa yang mumpuni baik dari kesiapan infrastruktur dan teknologinya salah satunya melalui kesiapan industri keantariksaan,” jelas Erna.
Erna mengatakan tujuan dari pertemuan ini untuk membahas penggunaan teknologi antariksa untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital, blue dan green economy. “Fokus pertemuan yakni memperkuat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui promosi teknologi, start up, dan industri keantariksaan,” jelas Erna.
Erna berharap melalui kegiatan ini ada penguatan industri keantariksaan dan membuka kemitraan strategis untuk mempromosikan sektor keantariksaan Indonesia. Di antaranya mendorong badan publik dan swasta membuka layanan dan pengembangan aplikasi ruang angkasa.
Pertemuan ini juga diharapkan dapat mendorong negara-negara G20 membuat program dan kebijakan khusus generasi muda dalam mengembangkan startups dengan organisasi antariksa sebagai inkubator bisnis.
"Selain itu, memberikan kemudahan akses komponen dan pemasaran produk antariksa oleh startups muda sehingga dapat mendorong keberhasilan digital, blue dan green economy,” tutur Erna.
Baca juga: Mengulik Bahaya Sampah Antariksa Bersama Profesor Riset BRIN |