Mereka bakal membantu di Desa Sidomulyo, Pronojiwo, Oro-Oro Ombo, Tamanayu, Sumberurip, dan Supiturang. Nuhfil menjelaskan MBKM merupakan program pemerintah yang dihubungkan dengan kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat terdampak bencana.
"Jadi, di sana membina mereka, membina masyarakat untuk pulih dari bencana itu, macam-macam kegiatannya. Untuk gelombang II ini tentang perekonomian. Temanya macam-macam juga dan ini didanai oleh Brawijaya," kata Nuhfil, Kamis, 12 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara itu, Ketua Panitia Program MBKM Semeru UB, Sujarwo, optimistis program ini bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat. Peserta MBKM Semeru akan menjalankan tugas di Kecamatan Pronojiwo selama 700-800 jam atau 3 bulan mulai 11 Mei 2022 untuk mendapat pengakuan setara 20 SKS.
"Adik-adik akan membawa misi untuk bagaimana Merdeka Belajar bermanfaat bagi adik-adik, juga bermanfaat bagi masyarakat Pronojiwo yang harapannya bersinergi dengan agenda yang dikehendaki Pak Camat," kata Sujarwo.
MBKM Semeru gelombang II melanjutkan kegiatan yang telah dilaksanakan peserta gelombang I. Yaitu kegiatan pengabdian dan recovery disaster, generate benefit, dan profiling potensi desa di kecamatan Pronojiwo.
"Kemampuan adaptasi dilatih di sini, mahasiswa belajar kehidupan dan mengembangkan kapasitas diri di mana pun berada," ujar Wakil Dekan I Fakultas Pertanian itu.
Camat Pronojiwo, Hindam Adri, menyebut sangat menunggu program MBKM Semeru gelombang II. Dia yakin kehadiran mahasiswa dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
"MBKM Semeru II ini memang kami tunggu sebenarnya karena kami punya planning untuk melanjutkan gelombang I. Ada beberapa program yang harus sinergi dan kebetulan yang kemarin belum tuntas seperti pengembangan perekonomian di Sidomulyo. Tapi sudah ada gelombang II dan kebetulan nyambung dengan program gelombang I," kata Hindam.
Baca: Kemenag Gelar Trauma Healing bagi Guru Madrasah Terdampak Erupsi Semeru