Delegasi Indonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional. DOK Kemdikbud
Delegasi Indonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional. DOK Kemdikbud

Tim Indonesia Bawa Pulang 5 Penghargaan dari Olimpiade Fisika Internasional 2024

Renatha Swasty • 02 Agustus 2024 10:29
Jakarta: Siswa-siswi Indonesia menorehkan prestasi membanggakan di ajang Olimpiade Fisika Internasional atau International Physics Olympiad (IPhO) ke-54 di Isfahan, Iran. Sebanyak lima pelajar terbaik di bidang fisika ini berhasil menorehkan satu medali perak, satu medali perunggu, dan tiga honorable mentions.
 
Medali Perak diraih oleh Zahran Nizar Fadhlan dari SMA Negeri 1 Padang. Kemudian, medali Perunggu diraih oleh Kaitlyn Iliana Toniman dari SMAS Kristen BPK Penabur Gading Serpong.
 
Selanjutnya, Honorable Mention diraih oleh Clarissa Aurelia Nahid Saputra dari SMA Negeri Unggulan M.H. Thamrin DKI Jakarta, Daniel Mark dari SMAS 1 Kristen BPK Penabur DKI Jakarta, dan Adika Rasendriya Arya Putra dari MAN 2 Kota Malang.

“Selamat atas raihan prestasi adik-adik di ajang International Physics Olympiad. Ini merupakan suatu kebanggaan karena adik-adik dapat mengharumkan nama Indonesia hingga ke ajang talenta internasional,” ucap Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek, Maria Veronica Irene Herdjiono, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Jumat, 2 Agustus 2024.
 
Irene berharap torehan prestasi siswa dapat membangkitkan semangat anak-anak Indonesia mengembangkan talenta di bidang riset dan inovasi.
 
“Kita bangga dan ini menjadi kebaikan untuk anak-anak Indonesia. Di IPhO ini ada siswa dari Padang yang meraih perak dan tahun sebelumnya ia pernah meraih perunggu di IOAA (International Olympiad on Astronomy and Astrophysics),” ujar dia.
 
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Muslih, mengapresiasi capaian prestasi delegasi Indonesia di ajang IPhO 2024. “Terima kasih kepada anak-anak yang berhasil menorehkan prestasi di ajang IPhO. Tentunya juga kepada para pembina, sekolah, dan orang tua yang ikut mendukung anak-anaknya,” ujar Muslih.
 
Kelima siswa-siswi perwakilan Indonesia tersebut sebelumnya telah melalui serangkaian tahapan proses yang panjang. Mulai dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), serta tiga tahap pembinaan dan seleksi terpusat yang diadakan oleh Puspresnas.
 
Peraih medali perak IPhO, Zahran Nizar Fadhlan dari SMA Negeri 1 Padang, terharu dan bangga bisa kembali meraih prestasi di ajang talenta internasional. Tahun lalu, ia menyabet medali perunggu di ajang IOAA.
 
“Sangat bangga apalagi bisa mengharumkan nama Indonesia lagi di tingkat internasional. Saya teringat waktu pandemi covid-19 untuk mengisi kegiatan sehari-hari saya menonton tayangan YouTube tentang astronomi hingga fisika dan dari situlah saya berangkat mencoba dari OSN hingga sampai ke tahap ini,” ungkap Zahran yang juga peraih medali emas OSN bidang Fisika Tahun 2023.
 
“Ke depannya saya ingin memajukan Indonesia melalui sains dan teknologi karena saya lahir di Indonesia jadi saya punya kewajiban untuk itu,” ujar Zahran.
 
Pengalaman lainnya juga diungkapkan Kaitlyn Iliana Toniman, siswi asal SMAS Kristen BPK Penabur Gading Serpong yang meraih medali perunggu. “Saat mengikuti perlombaan sempat deg-degan dan tidak bisa tidur. Namun, akhirnya saya bisa mengatasi itu dan mendapatkan medali untuk Indonesia,” tutur Kaitlyn yang juga peraih medali emas OSN bidang Fisika Tahun 2023.
 
Siswa-siswi Indonesia didampingi oleh tim pembina yaitu, Triyanta Mugianto dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rinto Anugraha Nur Qomaru Zaman dari Universitas Gadjah Mada (UGM) saat mengikuti IPhO. Koordinator Pembina IPhO, Triyanta Mugianto,
menyampaikan selama IPhO siswa-siswi sudah berusaha memberikan yang terbaik.
 
“Saya mengapresiasi atas usaha dan kerja keras anak-anak. Sebelumnya anak-anak sudah melalui proses pembinaan sebanyak tiga tahap. Tantangannya memang ada pada di pembinaan karena setiap negara masing-masing berbeda dalam hal pembinaan,” jelas Triyanta.
 
Kompetisi ini memiliki dua bagian yaitu, ujian teori dan praktik, masing-masing berdurasi lima jam, dan dijadwalkan dengan satu hari istirahat di antara ujian. Ujian teori terdiri atas tiga soal sedangkan ujian eksperimen dapat terdiri dari satu atau dua soal dari berbagai bidang fisika.
 
Baca juga: RI Raih 4 Medali Perak di Ajang Olimpiade Biologi Internasional

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan