Ilustrasi daging. DOK Freepik
Ilustrasi daging. DOK Freepik

Jangan Salah, Ini Mitos Soal Daging dan Cara Masaknya Agar Terhindar dari Penyakit

Renatha Swasty • 05 Juni 2025 11:07
Jakarta: Mengonsumsi daging dalam jumlah besar saat Iduladha dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes melitus. Pakar kesehatan masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Lailatul Muniroh, mengatakan hal ini terjadi karena kesalahan umum pengolahan dan konsumsi daging.
 
“Masyarakat ketika mengonsumsi daging tanpa dikontrol, apalagi menyantap jeroan yang tinggi kolesterol dan memasaknya dengan cara yang tidak sehat seperti digoreng atau dimasak dengan santan,” kata Lailatul dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 5 Juni 2025. 
 
Lailatul menyebut metode mengolah masakan berperan penting terhadap kandungan lemak dan senyawa berbahaya dalam daging. Proses memasak dengan suhu tinggi seperti dibakar atau digoreng justru menghasilkan senyawa toksik, terutama bila daging diolah sampai gosong. 

Sebaliknya, metode merebus atau mengukus lebih aman secara kimiawi dan tetap menjaga kandungan gizi. “Meskipun tidak serta-merta menurunkan kadar lemak, metode memasak rendah suhu seperti mengukus jauh lebih sehat daripada membakar hingga hangus,” tutur dia. 
 
Lailatul menyoroti mitos yang masih dipercayai masyarakat bahwa mencuci daging dengan air panas atau jeruk nipis dapat mengurangi kolesterol. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut. 
 
“Kolesterol berada di dalam jaringan otot dan tidak larut dalam air. Jadi, mencuci daging meskipun dengan air panas atau jeruk nipis tidak akan mengurangi kolesterolnya,” ujar dia. 
 
Baca juga: Jangan Salah Lagi, Guru Besar IPB Bagikan Cara Olah Daging Kerbau Jadi Empuk dan Enak 

Salah kaprah lain terkait daging kambing lebih 'berbahaya' ketimbang daging sapi. Lailatul menekankan dalam banyak kasus, daging kambing justru memiliki kandungan lemak jenuh dan kalori lebih rendah ketimbang daging sapi. 
 
“Yang penting adalah jumlah dan cara pengolahannya. Porsi aman konsumsi daging merah matang sekitar 50-70 gram per sajian, maksimal dua hingga tiga kali seminggu,” jelas dia. 
 
Menurutnya, konsumsi daging sebaiknya bersamaan dengan makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah. Selain menjaga kadar kolesterol, serat juga membantu memperlancar pencernaan dan mengurangi risiko gangguan metabolik. 
 
“Jika ingin manfaatnya optimal, daging harus dikonsumsi bersamaan dengan serat, protein nabati, dan dimasak dengan metode sehat. Pola makan harus menyeluruh, tidak hanya fokus pada satu jenis makanan,” ujar dia. 
 
Lailatul meyebut daging bukan musuh, namun perlu disikapi dengan bijak. Penting menjaga pola makan untuk mengurangi prevalensi penyakit yang kini mengintai usia produktif. 
 
“Keseimbangan dan kesadaran adalah kunci. Bukan berarti tidak boleh makan daging, tapi harus tahu kapan cukup dan bagaimana mengolahnya,” tegas dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan