"Jumlah pengangguran terbuka lulusan diploma dan universitas cenderung lebih besar jumlahnya di daerah perkotaan," kata Ida dalam siaran Refleksi Merah Putih: Aku Pergi untuk Kembali di YouTube LPDP dikutip Senin, 26 Agustus 2024.
Ia menjelaskan pekerja berpendidikan tinggi cenderung bekerja pada sektor formal dan tersier. Kini, banyak pula yang memilih untuk berdagang.
"Yang menarik juga sarjana pertanian yang cenderung memilih bekerja di kota, ini yang disebut namanya deagrikulturalisasi," beber dia.
Ida menyebut saat ini tingkat pendidikan penduduk Indonesia terus meningkat. Namun, angkatan kerjanya belum memiliki pendidikan tinggi.
"Saat ini 55 persen penduduk yang bekerja di Indonesia masih berpendidikan SMP," ujar Ida.
Ia mengatakan produktivitas per pekerja Indonesia masih berada di bawah rata-rata Asia. Hal ini membuat daya tawar pekerja Indonesia lebih rendah.
"Dan menurut saya daya tawar itu ditingkatkan dengan cara harus ada investasi pada sektor pendidikan," ungkap Ida.
Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Abdul Haris, mengungkap data Badan Pusat Statistik 2023 menyebutkan 11,8 persen atau 945.413 pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi.
Haris menjelaskan ada tiga masalah utama pendidikan tinggi di Indonesia. Ketiga masalah tersebut adalah ketimpangan akses, kesenjangan kualitas, dan kurangnya relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan industri.
“Ini menjadi tantangan kita untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas. Kita harus jujur, kita (perguruan tinggi) masih menghasilkan pengangguran,” ujar Haris saat diskusi bertema “Arah Pengembangan Pendidikan Tinggi untuk Lima Tahun ke Depan” di Universitas Padjadjaran (Unpad).
Baca juga: Dirjen Dikti: Kita Harus Jujur, Perguruan Tinggi Masih Hasilkan Pengangguran |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News