Tidak hanya itu, termasuk juga upaya Taufiq Ismail dalam melestarikan sejarah sastra nasional melalui berbagai koleksi benda dan karya sastra bernilai tinggi. Museum Sastra Indonesia mengabadikan sejarah perjalanan sastra Indonesia melalui koleksi beragam benda bersejarah, antara lain mesin tik, mesin cetak kuno, kacamata, dan barang-barang pribadi milik para sastrawan ternama.
Puluhan lukisan wajah sastrawan lintas generasi juga menghiasi ruangan museum ini, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam memperkaya dunia sastra Indonesia. Dalam pidato peresmian, Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc, menyampaikan apresiasi mendalam atas dedikasi Taufiq Ismail yang telah banyak berkontribusi bagi dunia sastra dan kebudayaan Indonesia.
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya selaku Menteri Kebudayaan untuk hadir di tengah tengah masyarakat Tanah Datar dalam peresmian Rumah Puisi Taufiq Ismail dan Museum Sastra Indonesia. Taufiq Ismail adalah sosok yang luar biasa dalam dunia sastra Indonesia; karya karyanya melintasi tiga generasi dan menjadi saksi berbagai peristiwa penting di negeri ini,” ujar Fadli Zon.
Fadli Zon juga menekankan peran Taufiq Ismail sebagai sastrawan yang aktif terlibat dalam dinamika sosial dan budaya Indonesia, jauh melampaui perannya sebagai penyair. “Taufiq Ismail adalah seorang penyair yang organik dan terlibat langsung dalam perubahan sosial-budaya Indonesia, bukan penyair yang berkarya hanya dari menara gading,” tambahnya.

Menteri Kebudayaan dan Wakil Mneteri Kebudayaan di Museum Sastra Indonesia. Foto: Humas Kebudayaan
Menteri Kebudayaan kemudian menyebut Taufiq Ismail sebagai “Bapak Sastra Indonesia,” sebuah gelar yang mencerminkan jejak besar yang telah ditinggalkan beliau dalam perkembangan sastra Nusantara. “Bila HB Jassin dijuluki Paus Sastra Indonesia, maka Taufiq Ismail sangat pantas kita anggap sebagai Bapak Sastra Indonesia,” ungkap Fadli Zon.
Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail diharapkan menjadi pusat edukasi dan pengembangan pengetahuan sastra di Indonesia. "Kementerian Kebudayaan berharap agar museum ini dapat menjadi wadah inspiratif bagi generasi muda dalam mencintai dan melanjutkan warisan sastra bangsa yang telah dibangun dengan penuh dedikasi oleh para pendahulu kita," pungkasnya.
Baca juga: Bulan Bahasa dan Sastra 2024 Tekankan Pentingnya Kecerdasan dalam Berbahasa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News