Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, lulusan universitas di dalam negeri masih belum cukup untuk mengakselerasi kinerja menghapi persaingan global. Universitas top di Indonesia idealnya masuk dalam jajaran 300 besar dunia.
“Salah satu tantangan saat ini adalah di level universitas. Kami harapkan, beberapa univeritas unggulan di luar negeri mempunyai counterpart (mitra pengimbang) dengan beberapa universitas di Tanah Air. Sehingga mereka bisa menjadi top 100, setidaknya di level regional,” kata Airlangga melalui keterangan tertulis, Senin, 26 Agustus 2019.
The University of Melbourne misalnya, bisa menjadi rekanan bagi universitas-universitas di Indonesia dalam mengembangkan SDM industri yang levelnya tinggi. Melbourne University saat ini ada di peringkat ke-33 dunia.
"Diharapkan ini dapat mendorong capacity building bagi sejumlah universitas yang ada di Indonesia,” tutur Airlangga.
Program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini telah dilakukan dalam menaruh perhatian besar pada pengembangan kualitas SDM. Langkah itu guna mengambil peluang dari momentum bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia, terutama pada masa puncaknya di periode 2020 hingga 2024.
“Kita bisa lebih fokus untuk mengembangkan kualitas SDM dan menggunakan cara-cara baru, pemerintah, meyakini bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan perlu terus didorong untuk melakukan pembenahan secara besar-besaran, agar mampu menghadapi perubahan dari beragam aspek. “Kita butuh SDM yang terampil dan mampu menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan,” imbuhnya.
Airlangga pun menyampaikan, guna menghasilkan inovasi yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi terkini, dibutuhkan peningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan. Hal ini bisa diwujudkan, salah satunya melalui hasil kolaborasi antara akademisi Indonesia dengan akademisi top dunia.
“Dengan demikian, nantinya diharapkan mampu mendorong semakin banyak pelajar Indonesia untuk ikut bekolaborasi dalam menimba ilmu di luar negeri, serta memberi izin universitas atau politeknik dari luar negeri untuk beroperasi di kawasan ekonomi khusus. Ini yang akan kami rencanakan,” paparnya.
Baca: 22 Perguruan Tinggi Indonesia Top Ranking di Asia
Menperin terus mengajak perguruan tinggi agar lebih aktif melakukan riset, khususnya di bidang industri untuk menghasilkan inovasi dan mendongkrak daya saing sektor manufaktur nasional. Universitas harus menjadi bagian dari salah satu langkah strategis dalam menyiapkan kompetensi SDM sesuai kebutuhan di era industri 4.0.
Inovasi serta perubahan terhadap model bisnis yang lebih efisien dan efektif merupakan bagian dari hasil penerapan industri 4.0. Revolusi industri ini diyakini akan mempercepat peningkatan daya saing sektor industri nasional secara signifikan.
Industri 4.0 ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi dan semakin konvergensinya batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi.
“Revolusi tersebut merupakan sebuah lompatan besar di sektor industri dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sepenuhnya tidak hanya dalam proses produksi, tetapi juga di seluruh rantai nilai, guna mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya untuk melahirkan model bisnis yang baru dan berbasis digital,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Airlangga, pemerintah telah menyiapkan strategi dalam memasuki era industri 4.0 melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya yakni menjadikan Indonesia masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030.
“Dengan peta jalan tersebut, diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas, Research and Development (R and D), inovasi, sekaligus untuk mendorong sektor manufaktur berkontribusi hingga 25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News