Kemendikbud meminta guru menyiapkan modul pembelajaran untuk menunjang kebijakan belajar di rumah selama masa pandemi korona (Foto:Shutterstock)
Kemendikbud meminta guru menyiapkan modul pembelajaran untuk menunjang kebijakan belajar di rumah selama masa pandemi korona (Foto:Shutterstock)

Sistem Belajar di Rumah Tuntut Guru dan Murid Cepat Beradaptasi

Intan Yunelia • 13 April 2020 19:43
Jakarta: Pandemi korona membuat masyarakat harus menaati kebijakan physical distancing (menjaga jarak) untuk memutus rantai penyebaran virus korona Covid-19.
 
Dampaknya, pelajar harus menjalani pola belajar dari rumah. Terhitung hampir sebulan sejak kebijakan ini diterapkan pada 19 Maret 2020. Apakah sekolah diliburkan? Tentu tidak. Kegiatan belajar tetap berlangsung tanpa tatap muka, melainkan melalui belajar jarak jauh (sistem online).
 
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta guru menyiapkan modul pembelajaran sistem belajar jarak jauh. Bukan perkara mudah. Ini kali pertama sistem belajar jarak jauh dari rumah diberlakukan secara massal. 

Diana, guru SMP di Jawa Timur, menyebutkan pola belajar jarak jauh merupakan pengalaman baru. Dalam praktiknya, ia menggunakan berbagai platform yang tersedia, di antaranya Google Classroom, Prezi, dan Zoom.
 
Diana menyadari tidak semua murid memiliki perangkat digital dan sambungan internet memadai untuk mengikuti sistem belajar jarak jauh. Solusinya, murid bisa mengunakan ponsel pintar yang hampir dimiliki rata-rata oleh setiap murid. 
 
"Kalau dampaknya kepada guru sih jam kerja menjadi tidak beraturan. Karena sering sampai malam masih melayani siswa yang konsultasi tugas sekolah,” ujar Diana.
 
Itu pengalaman dari pandangan guru. Berbeda halnya dari sisi orang tua. Gina, wali murid di Jakarta, mengungkapkan tak mempersoalkan anaknya belajar dari rumah. Justru Gina bersyukur dapat memantau secara langsung perkembangan belajar anak. Manfaatnya, tercipta hubungan emosional yang lebih dekat antara anak dan orang tua.
 
“Nilai plusnya, kita bisa tahu dan lebih membantu anak-anak dalam mengejakan pekerjaan rumah (PR). Biasanya kalau belajar di sekolah, mereka belajar sendiri saja. Pulangnya jam 3 sore dan di rumah enggak ada PR,” kata Gina saat dihubungi Medcom.id, di Jakarta.
 
Seperti apa materi yang diberikan guru kepada murid selama menjalani belajar jarak jauh? Kata Gina, tugas yang diberikan berisi edukasi dan informasi seputar wabah korona Covid-19. 
 
"Lebih condong berupa edukasi dan sosialisasi wabah korona. Gurunya juga kasih tugas, misalnya bikin video pendek tentang penjelasan mengenai virus korona," ujar Gina.
 
Sistem Belajar di Rumah Tuntut Guru dan Murid Cepat Beradaptasi 
(Foto:Shutterstock)
 


Sistem Belajar Daring Bukan Hal Baru


Pengamat Pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (Cerdas) Indra Charismiadji menanggapi sistem belajar jarak jauh yang kini tengah dijalani siswa di Indonesia.
 
Kepada Medcom.id, Indra Charismiadji menjelaskan sistem pembelajaran daring bukan hal baru. Sistem belajar daring telah diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 
 
“Guru-guru sudah empat tahun dilatih dan menghabiskan anggaran triliunan rupiah, termasuk dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) Ristekdikti," ucap Indra.
 
Kondisi saat ini menjadi momentum peningkatan kualitas tenaga pendidik agar melek digital. Murid-murid tidak melulu memanfaatkan platform pembelajaran digital berbayar. 
 
“Misalnya, Quipper, Genius, dan lainnya. Kontennya itu era dulu (satu arah). Sekarang eranya bukan konten, tapi karya. Mampu enggak siswa berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi, berkomunikasi, berinovasi, dan memecahkan masalah? Itu hasil pembelajaran yang dibutuhkan pada abad 21 ini,” tutur Indra.
 
Pada kesempatan berbeda, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan memahami jika pembelajaran daring belum optimal dan banyak kendala. Namun demikian, Mendikbud Nadiem berharap guru dan siswa cepat beradaptasi.
 
"Jadi semua harus cepat beradaptasi belajar daring ini dari rumah," ujar Mendikbud Nadiem dalam video conference, di Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020.
 
Mendikbud Nadiem menggarisbawahi, pembelajaran daring bukan berarti sepenuhnya dilakukan secara digital. Guru diminta kreatif dalam menerapkan pembelajaran.
 
Hal ini tentunya juga dalam rangka mengantisipasi kendala-kendala belajar daring. Nadiem memberikan contoh, dengan melakukan pengiriman tugas lewat kurir.
 
"Proyek (tugas sekolah) bisa diantar untuk diambil dan dijemput dengan kurir. Atau bisa bikin esai di rumah, lalu ke warnet (warung internet) untuk mengirim," kata Mendikbud Nadiem.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan