"Program ini diminta langsung Atdikbud yaitu Prof. Dr. Muhammad Firdaus, S.P., M.Si. Sasarannya nanti adalah anak-anak dari pekerja migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Jawa agar menguasai bahasa asli mereka sendiri," ungkap Direktur TIK dan Kerja Sama Unesa, Slamet Setiawan, dikutip dari laman unesa.ac.id, Selasa, 2 Januari 2024.
Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) itu menuturkan program tersebut melibatkan Prodi Bahasa dan Sastra Jawa yang sudah mengantongi akreditasi internasional. Mahasiswa juga berkesempatan merasakan pengalaman belajar di negeri orang, baik melalui PKM atau student mobility.
“Semoga program yang insyaallah akan terlaksana pada 2024 ini mampu mempertahankan nilai keluhuran dan mengembalikan identitas mereka sebagai orang Jawa. Karena bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga alat pengembangan budaya,” tutur dia.
Slamet mengatakan Unesa juga berupaya memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran di ranah teknik dan vokasi. Hal ini melalui kerja sama dengan Nanyang Polytechnic (NYP) Singapura.
Dia menyebut alasan memilih universitas yang fokus menekuni teknologi itu karena Unesa ingin mengetahui seberapa jauh fasilitas yang mereka berikan kepada mahasiswanya. Dosen ilmu linguistik itu mengatakan ada beberapa faktor pendukung bagusnya kualitas pendidikan yang diterima mahasiswa.
Salah satunya sistem link and match yang diterapkan pemerintah Singapura. Sistem ini berpegang semua permasalahan yang dihadapi perusahaan harus dibawa ke kampus untuk mendapatkan solusi dari dosen dan mahasiswa dengan riset yang mereka lakukan.
Sinergi ini memungkinkan mereka memiliki alat-alat pabrik yang mendukung proses belajar di kampus. Slamet menyebut dengan sistem ini, keilmuan dosen dan mahasiswa akan terus ditantang untuk berkembang mengikuti keperluan perkembangan zaman.
Nantinya, mahasiswa yang lulus juga bisa langsung mendapat pekerjaan sesuai dengan yang mereka pelajari. Dia berharap setelah mahasiswa teknik dan vokasi Unesa merasakan belajar di NYP dapat mengenalkan budaya kerja dan belajar, baik dalam kelas atau laboratorium di kampus ternama di Asia itu pada teman-teman mereka.
Terlebih lagi jika bisa memberikan contoh dan memengaruhi temannya untuk memiliki sistem belajar yang sama dengan mahasiswa NYP. Kepala Subdirektorat Urusan Internasional, Asrori, mengatakan kerja sama luar negeri membuka peluang belajar dan karier bagi mahasiswa serta dapat mendorong reputasi Unesa di tingkat internasional dan sebagai katalisasi menuju world class university.
"Di samping itu juga ini sebagai upaya melestarikan kebudayaan Indonesia seperti yang dilakukan bersama Atdikbud KBRI di Malaysia dan negara lain di Asia," tutur dia.
Asrori mengatakan kerja sama dengan NYP merupakan langkah berani Unesa untuk terus memajukan kampus ‘Rumah Para Juara’. Dia menjelaskan pengusulan program student mobility dipilih karena ini adalah langkah paling mudah untuk memulai kerja sama dengan mengetahui budaya kampus satu sama lain.
“Rencananya kerja sama ini dilaksanakan September nanti. Semoga menjadi jalan bagi Unesa untuk melakukan kerja sama lain dengan NYP seperti riset bersama hingga visiting professor," ujar dia.
Baca juga: Unesa Siapkan Program Kuliah Khusus untuk Mahasiswa Tiongkok |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News