Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengungkapkan alasannya menghadirkan gerakan tersebut. Landasannya adalah tujuan pendidikan itu sendiri.
"Bahwa tujuan pendidikan itu adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, memiliki tanggung jawab, cinta tanah air, demokratis," jelas Mu'ti dalam Peluncuran Buku Panduan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di YouTube Kemdikdasmen, Jumat, 11 April 2025.
Dia menuturkan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan karakter dan kepribadian Indonesia. Hal itu dapat berjalan lewat kebijakan pada bidang pendidikan.
Ia meyakini gerakan ini bakal membangun kecerdasan anak Indonesia. Baik kecerdasan motorik, spasial, maupun kecerdasan lainnya.
| Baca juga: Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Diharapkan Mampu Internalisasi Nilai Karakter Anak |
"Semuanya haruslah kecerdasan yang nilai dasar yang melandasinya adalah nilai-nilai agama, nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, dan nilai-nilai budaya serta peradaban bangsa. Kecerdasan itu harus membentuk manusia yang berakhlak mulia, manusia yang bermoral luhur, manusia yang punya kepribadian dan karakter yang kuat," jelas dia.
Mu'ti berharap tujuh kebiasaan dalam gerakan itu dapat menjadi semangat bagi pendidik. Utamanya, dalam membangun bersama-sama anak Indonesia.
Tujuh kebiasaan yang menjadi dasar program ini adalah Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Gemar Belajar, Makan Sehat dan Bergizi, Bermasyarakat, serta Tidur Cepat. Pemerintah berharap melalui program ini dapat membangun generasi muda yang sehat, cerdas, dan berkarakter kuat menuju Indonesia Emas 2045.
"Mudah-mudahan ikhtiar kita bersama dalam membangun generasi Indonesia hebat, generasi emas Indonesia 2045 dapat kita wujudkan," harap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
