Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah M Zain (kiri). DOK Kemenag
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah M Zain (kiri). DOK Kemenag

Kemenag Putar Otak Penuhi Guru Madrasah yang Pensiun 4.000 Orang Tiap Tahun

Renatha Swasty • 19 Mei 2023 11:59
Jakarta: Kebutuhan guru madrasah terus meningkat, baik sari segi kuantitas maupun kualitas. Kementerian Agama (Kemenag) terus memutar otak untuk memenuhi guru madrasah yang memasuki masa pensiun atau purba bakti.
 
"Jumlah pendidik yang memasuki masa purna tugas (pensiun) mencapai lebih dari 4.000 per tahun. Permasalahan ini harus diselesaikan segera karena waktu berjalan terus," kata Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah M Zain dalam Rapat Kerja Program Direktorat GTK Madrasah dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat, 19 Mei 2023.
 
Zain mengatakan salah satu solusinya ialah penyelenggaraan PPG Prajabatan. Dia mengatakan pemenuhan jumlah kebutuhan guru dan peningkatan kualitas mendesak.

Sebab, kualitas pendidikan madrasah betul-betul ada di tangan guru. Ke depan, program harus diarahkan untuk peningkatan kompetensi pendidik.
 
"Tagline guru hebat dan madrasah bermartabat tidak akan pernah terwujud jika elemen inti pendidikan malah melempem," tutur dia.
 
Kepala Subdit Bina GTK MA/MAK, Anis Masykhur, mengatakan pemenuhan kebutuhan guru penting dan mendesak. Berdasarkan data jumlah guru berbasis mata pelajaran dan rombongan belajar yang diplot setiap semester di Simpatika, jumlah kebutuhan guru di madrasah negeri mencapai 57.245 dan madrasah swasta mencapai 527.555.
 
"Pengangkatan PPPK yang mencapai puluhan ribu tidak menyelesaikan masalah kekurangan guru ini karena P3K hanya perubahan status guru," kata Kasubdit Bina GTK MI/MTs, Ainur Rofiq.
 
Ainur mengatakan hal lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan kualifikasi guru. Dalam data base disebutkan jumlah guru yang saat ini belum berkualifikasi hampir mencapai 40.000.
 
Jumlah ini tergolong besar mengingat berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan peraturan turunannya sejak 2015 sudah tidak ada lagi guru yang belum S1. Dia mengatakan Program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama merupakan momentum tepat menjawab masalah ini.
 
Meski, secara kuantitatif tidak sebanding dengan jumlah guru yang ada. Pemerataan sebaran guru yang tidak proporsional adalah penyakit lama yang juga tidak kunjung selesai.
 
Sub Kordinator, Arif Nugra, mengatakan SIMPATIKA dapat dijadikan landasan menentukan ke mana guru akan ditugaskan. "Dalam sistem tersebut sudah ada informasi kebutuhan guru di madrasah. Silakan buka menu peta kebutuhan guru," jelas dia.
 
Baca juga: PPG Angkatan I untuk 6.300 Guru Madrasah Digelar 15 Mei 2023

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id  
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan