Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek Abdul Khak mengungkapkan ada dua latar belakang penting yang membuat episode ini diluncurkan. Pertama, rendahnya literasi anak Indonesia.
Abdul menyebut satu dari dua anak Indonesia belum mencapai standar minimum literasi. Artinya, 50 persen anak Indonesia memiliki literasi rendah.
"Dan tentunya salah satu intervensi terbaiknya adalah memberikan akses untuk anak membaca buku lewat Merdeka Belajar episode ke-23," kata Abdul dalam Silaturahmi Merdeka Belajar, Kamis, 9 Maret 2023.
Data rendahnya literasi itu didapat melalui hasil Asesmen Nasional 2021. Data sebenarnya juga tampak pada skor Program for International Student Assessment (PISA).
Alasan kedua hadirnya Merdeka Belajar ke-23 ialah tak adanya buku yang sesuai dengan minat anak. Bahkan, buku yang beredar dinilai tidak ramah anak.
"Banyak buku yang tidak ramah anak. Ini yang mendorong Kemendikbudristek menyediakan bahan bacaan yang lebih disukai anak," ujar dia.
Abdul menyebut bahan bacaan yang tak disukai menurunkan minat baca anak. Hal ini tentu berujung pada rendahnya literasi.
| Baca juga: Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia: Buku Bacaan Tak Sesuai Minat Anak |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id