Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo

Wapres Ma'ruf Sayangkan Jumlah Peneliti Indonesia Masih Sangat Rendah

Antara • 07 Februari 2022 14:43
Jakarta: Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyayangkan jumlah peneliti Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Jumlah peneliti setara penuh waktu hanya 216 orang per 1.000.000 penduduk pada 2018.
 
"Data menunjukkan jumlah peneliti di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Indonesia tertinggal jauh puluhan kali lipat dibandingkan dengan ketersediaan peneliti di Jepang dan Korea Selatan pada 2018," kata Ma'ruf dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022 National Seminar melalui konferensi video dari Jakarta, Senin, 7 Februari 2022.
 
Berdasarkan data UNESCO Institute for Statistics (UIS) 2016-2018, jumlah peneliti di Jepang 5.331 orang dan Korea Selatan mencapai 7.980 orang. Sementara itu, China dan Rusia jumlah peneliti masing-masing 1.307 orang dan 2.784 orang per 1.000.000 penduduk.

"Demikian pula ketersediaan ilmuwan dan insinyur, yang diketahui dari persentase lulusan pendidikan tinggi di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (Stem), di Indonesia juga masih rendah," tutur dia.
 
Persentase lulusan bidang Stem di Indonesia pada 2016 sebanyak 18,62 persen, 2017 sebanyak 18,55 persen dan 2018 meningkat sedikit menjadi 19,42 persen. Situasi ini tergolong rendah dibandingkan dengan negara anggota G20.
 
"Seperti India dan Rusia, yang pada 2018 berurutan sebanyak 32,65 persen dan 31,06 persen," beber dia.
 
Ma'ruf menyebut rendahnya jumlah peneliti menyebabkan jumlah paten di Indonesia juga masih sedikit. Dia menuturkan jumlah paten di Indonesia pada 2020 baru mencapai 1.309 aplikasi paten, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Brasil (5.280), India (23.141), Amerika Serikat (269.586), dan China (1.344.817).
 
"Implikasi dari faktor-faktor tersebut menyebabkan inovasi belum menjadi praktik keseharian dalam banyak lapangan kehidupan, khususnya di bidang ekonomi," tutur dia.
 
Merujuk laporan Global Innovation Index (GII) 2021, yang dirilis The World Intellectual Property Organisation (WPO), Ma'ruf mengatakan Indonesia menempati peringkat empat terbawah sebagai negara inovatif di Asia Tenggara.
 
"Ranking indeks inovasi global Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam. Padahal slogan populer hari ini adalah inovasi atau mati," ujar Ma'ruf.
 
Baca: Satu-satunya Peneliti Indonesia, Dosen FEB UI Raih EYRA 2021
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan