Bagi generasi muda, isu pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan energi menjadi isu penting karena berhubungan erat dengan masa depan mereka. Pembangunan yang selaras dengan prinsip-prinsip keberkelanjutan akan mendukung keseimbangan antara kebutuhan generasi saat ini dan masa depan.
Di antaranya dengan pengelolaan sumber daya alam yang tidak eksploitatif dan pendistribusian manfaatnya yang merata ke masyarakat Indonesia. Di sisi lain, kebutuhan pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi seringkali berbenturan dengan tuntutan prinsip-prinsip keberlanjutan dan transisi energi.
Untuk itu, seorang pemimpim perlu memahami bahwa pembangunan berkelanjutan mencakup pertumbuhan ekonomi yang seimbang, perlindungan lingkungan, dan keadilan sosial. Hadir juru bicara muda dari masing-masing Capres RI 2024, yaitu Andi Wirapratama (Juru Bicara Muda Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar), Astrio Feligent (Juru Bicara Muda TKN Prabowo-Gibran), dan Indah Lestari (Anggota Eksekutif Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud).
Dekan FISIP UI Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto dalam sambutannya mengatakan, ini adalah isu-isu krusial yang akan membentuk masa depan Indonesia. “Mahasiswa adalah generasi yang akan langsung menyaksikan dan merasakan konsekuensi dari kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan penggunaan lahan yang tidak bertanggung jawab. Pilihan yang dibuat oleh pemimpin kita hari ini akan berdampak pada hidup kita dan generasi yang akan datahttps://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GNlPQLyN-punya-data-paling-objektif-kampus-dapat-jadi-rujukan-di-tahun-politikng,” ujar Aji dalam siaran pers UI, di Jakarta, Sabtu, 27 Januari 2024.
Ia menambahkan, perubahan iklim, deforestasi, polusi, dan praktik-praktik yang tidak berkelanjutan tidak hanya mengancam keseimbangan ekosistem, tetapi juga struktur masyarakat. “Sebagai warga negara Indonesia, menjadi kewajiban moral kita untuk menyuarakan keprihatinan dan menuntut kebijakan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” kata Aji.
Sebagai juru bicara muda dari Timnas Anies-Muhaimin, Andi mengatakan, permasalahan lingkungan yang sedang terjadi berakar dari penggunaan sumber daya alam yang tidak sesuai dengan ukurannya. Terdapat beberapa kebijakan yang perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Lebih lanjut Andi menyampaikan, gagasan terkait dengan hilirisasi, pemerataan sumber daya alam, dan transisi ke energi bersih juga harus segera dijalankan. “Untuk masalah pangan, pasangan Anies-Muhaimin merumuskan kebijakan, yakni intensifikasi lahan dan kesejahteraan petani. Selain itu, desa-desa di Indonesia juga perlu mandiri dan maju. Masyarakat, termasuk masyarakat adat dan desa, perlu dijamin keadilannya dalam redistribusi lahan,” kata Andi.
Sementara itu, juru bicara TKN Prabowo-Gibran, Astrio Feligent mengatakan Indonesia perlu bergerak tidak hanya menuju Indonesia Emas, tetapi juga Indonesia Hijau. “Saat ini, dunia sedang mengalami fenomena deglobalisasi. Saat ini, banyak negara sedang berusaha untuk kembali fokus ke domestik negaranya masing-masing,” ujar Astrio.
Ia menerangkan, saat ini Indonesia juga berada dalam ancaman krisis iklim dan pangan yang terjadi karena 3 hal, yaitu perubahan iklim, ahli fungsi lahan pertanian hampir 100.000 hektar per tahun, dan situasi geopolitik yang tidak menentu. Solusi yang ditawarkan Prabowo-Gibran untuk mengatasi krisis pangan adalah ekstensifikasi dan intensifikasi yang dapat tercapai dengan lumbung pangan.
"Kita perlu memperluas area panen untuk menyelesaikan masalah ini lalu menimbulkan kesinambungan dengan program eksistensi negara yang bernama TORA (Tanah Objek Reformasi Agraria) di mana tanah tersebut bisa dan akan diretribusikan ke para petani. Terkait dengan krisis iklim, carbon offset dapat menjadi satu solusi yang dapat dicapai melalui reforestasi hutan-hutan di Indonesia dan elektrifikasi, atau penggunaan energi listrik,” kata Satrio.
Juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Indah membuka dialog dengan melihat kembali posisi Indonesia dalam indeks-indeks global. Indah menerangkan, pasangan Ganjar-Mahfud juga mengedepankan visi-misi pembangunan manusia yang didukung dengan penguasaan sains dan teknologi serta pembangunan ekonomi berdikari yang berbasis pengetahuan dan mewujudkan ekonomi hijau.
“Adapun untuk mendukung visi-misi tersebut, program kerja Ganjar-Mahfud akan berfokus pada kesejahteraan petani dan nelayan, membudayakan kampung sadar iklim, dan reforma agraria yang tuntas. Supremasi hukum menjadi instrumen yang mendukung terwujudnya implementasi dari program-program ini,” ujar Indah.
Sesi dialog antara ketiga juru bicara milenial dan mahasiswa ini dipandu oleh Peneliti Center For International Relations Studies (CIRes) HI FISIP UI Kirana Virajati sebagai moderator. Diskusi ini melibatkan audiens yang sebagian besar adalah mahasiswa dan akademisi muda.
Baca juga: Punya Data Paling Objektif, Kampus Dapat Jadi Rujukan di Tahun Politik |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News