Ilustrasi. Medcom.id/Mohammad Rizal.
Ilustrasi. Medcom.id/Mohammad Rizal.

Publikasi Didorong Perbanyak Jurnal Ketimbang Prosiding

Muhammad Syahrul Ramadhan • 24 Oktober 2019 20:44
Semarang:  Perguruan tinggi didorong untuk tak hanya fokus pada kuantitas publikasi ilmiah saja, melainkan sudah harus mulai meningkatkan kualitasnya.  Salah satunya dengan memprioritaskan publikasi ilmiah pada artikel yang terbit di jurnal bereputasi internasional ketimbang prosiding.
 
Kepala Sub Direktorat Riset Dasar, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti Adhi Indra Hermanu menyebut secara kuantitas jumlah publikasi internasional Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat signifikan. Bahkan sudah berhasil menduduki peringkat satu di Asean.
 
Namun, Adhi menyebut ada yang perlu dicermati, yakni kualitas publikasi yang dapat dilihat dari komposisinya. Secara komposisi publikasi Indonesia 40% artikel, 60% prosiding.  Sementara Malaysia kebalikannya, 70% artikel, 30% prosiding.

"Kita harus meningkatkan kualitas publikasi dengan meningkatkan jumlah artikel di jurnal internasional, khususnya jurnal Q1," kata Adhi saat membuka Workshop Peningkatan Kualitas Output Penelitian dengan Tema “How to Write International Quality Publications” di Semarang, Kamis, 24 Oktober 2019.
 
Untuk diketahui Scopus dalam menilai jurnal membuat klasterisasi kualitas jurnal dengan istilah Quartile yang dibagi ke dalam empat Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Quartile 1 adalah klaster paling tinggi atau paling utama dari sisi kulitas jurnal, dikuti Q2, Q3 dan Q4 di bawahnya.
 
Sementara prosiding sendiri adalah kumpulan makalah seminar yang dibukukan. Sementara artikel yang diterbitkan dalam jurnal adalah kumpulan hasil karya penelitian yang diterbitkan dalam bentuk mirip majalah. 
 
Biasanya standar penerbitan prosiding tidak sedetail dan seketat jurnal ilmiah. Bahkan tak semua prosiding akan melewati peer review.  Hal ini yang terkadang membuat jurnal ilmiah memiliki level keilmiahan yang lebih tinggi dibandingkan prosiding.
 
Guna meningkatkan kualitas publikasi khususnya artikel di jurnal internasional, Menristekdikti dan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan menggelar Workshop Peningkatan Kualitas Output Penelitian dengan Tema “How to Write International Quality Publications”.
 
Kegiatan ini bekerja sama dengan Newton Fund.  "Untuk Workshop peningkatan kualitas publikasi ini sudah masuk tahun kedua bekerja sama dengan Newton Fund.” Ujar Adhi.
 
Narasumber yang memberikan materi merupakan pakar dari Liverpool John Moores University Amos Akintayo Fatokun dan pakar dari De Montfort University, Leicester, UK Oluwaseun Oladipupo Kolade.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan