Keduanya tak mau mengalah dari sang anak, Muhammad Rais Rahmatullah, yang lulus lebih dulu dari program sarjana Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI (FTUI). Anna mengaku kelulusan Muhammad Rais memotivasi mereka segera lulus.
Anna memperoleh gelar doktor setelah menyelesaikan penelitian berjudul “Mekanisme Pelemahan Silence Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik melalui Peran Mediasi Seriousness of Academic Cheating dalam Perspektif Pengambilan Keputusan Etis”. Sementara itu, sang suami lulus setelah merampungkan disertasi berjudul “Tatakelola Proses Perencanaan dan Penganggaran di Pemerintah Pusat (2005–2017): Tinjauan Interaksi Aktor dan Lembaga”.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pendidikan keduanya didanai oleh pemerintah dalam Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan beasiswa dari Setjen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Namun, kesuksesan keduanya bukan tanpa tantangan. Suhartono menyebut mereka harus membagi waktu seimbang antara kuliah, penelitian, dan urusan lainnya.
Misalnya, pada Senin–Kamis, mereka fokus pada penelitian disertasi, Jumat mereka fokus pada urusan ibadah sebagai bentuk relaksasi, dan Sabtu–Minggu dialokasikan untuk keperluan keluarga. Jadwal tersebut fleksibel, bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
“Saya dan suami rasanya tidak mungkin antisosial selama proses tugas belajar, sehingga kami harus bisa mengerjakan tugas disertasi, mengurus keluarga, dan membersamai keluarga besar serta lingkungan sekitar kami," ujar Anna dalam keterangan pers, Senin, 20 Maret 2023.
Anna mengatakan pembagian waktu tersebut justru membuat hidupnya lebih seimbang dan mengurangi stres akademik yang biasanya menimpa mahasiswa, khususnya mahasiswa doktoral. Dia mengaku selama menjalani studi S3 banyak hal menyenangkan yang dirasakan.
Sebagai sesama mahasiswa UI, ia bersama suami dan anaknya sering menikmati kebersamaan di kampus, khususnya di beberapa kantin di UI. Selain itu, selama menjalani tugas belajar, ia dan suami sering menikmati kebersamaan yang dulunya sangat sulit didapat, karena kesibukan di kantor masing-masing.
Keduanya jadi sering berdiskusi tentang penelitian. Bahkan, beberapa kali mengikuti pelatihan metodologi penelitian di dalam dan luar kota.
Keberhasilan Anna beserta suami dan anaknya merepresentasikan kesuksesan pendidikan dalam lingkup terkecil, yaitu keluarga. Siapa sangka, semangat anak untuk menyelesaikan pendidikan dapat mendorong kedua orang tuanya ikut belajar meski di usia yang tidak muda lagi.
“Kami sekaligus ingin memberi contoh kepada anak-anak bahwa belajar itu sepanjang hayat,” ujar Anna.
Baca juga: Wisuda UI, 10 Mahasiswa Kompak Lulus dengan IPK Sempurna |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id