Sejak saat itu, topik resesi ekonomi ramai dibahas. Apakah Sobat Medcom juga termasuk salah satu yang kerap membahas soal resesi ekonomi?
Tapi, sebenarnya apa itu resesi ekonomi? Simak artikel berikut yang mengupas tuntas soal resesi ekonomi dikutip dari laman Quipper:
Pengertian resesi ekonomi
Resesi ekonomi adalah suatu keadaan di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Di samping itu, terdapat beberapa pengertian lain mengenai resesi ekonomi:1. Forbers
Menurut Forbes, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.2. Biro Riset Ekonomi Nasional
Biro Riset Ekonomi Nasional atau National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh bidang ekonomi, serta berlangsung lebih dari beberapa bulan. Hal itu biasanya dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.Ahli juga menegaskan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami PDB negatif, meningkatnya pengangguran, dan terjadi penurunan penjualan pada ritel.
Dapat dikatakan selama resesi, perusahaan berpotensi mengalami penurunan pendapatan dan banyak orang kehilangan pekerjaan.
Faktor-Faktor penyebab resesi ekonomi
1. Inflasi
Penyebab pertama terjadinya resesi ekonomi adalah inflasi. Inflasi merupakan proses meningkatnya harga terus-menerus. Sederhananya, apabila harga barang dan jasa meningkat, inflasi akan mengalami kenaikan.Inflasi bukan hal buruk apabila tidak berlebihan. Namun, bila terjadi berlebihan, inflasi akan membuat daya beli masyarakat melemah, sehingga produksi barang dan jasa menurun. Hal ini sangat membahayakan, sebab dapat memicu pengangguran, kemiskinan, dan akhirnya berujung pada resesi.
2. Deflasi berlebihan
Selain inflasi, deflasi juga bisa memicu terjadinya resesi. Dilihat dari pengertiannya, deflasi merupakan keadaan yang menunjukkan penurunan harga suatu barang atau jasa terus-menerus dalam periode waktu relatif singkat.Meskipun terlihat menguntungkan bagi masyarakat, tetapi bila terjadi berlebihan, penurunan harga barang dan jasa akan membuat produsen mengalami kerugian. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mampu membayar biaya produksi dan operasional. Karena itu, saat terjadi deflasi, banyak produsen memotong upah pekerja dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
3. Guncangan ekonomi
Guncangan ekonomi merupakan peristiwa tidak terduga yang menyebabkan gangguan ekonomi meluas, seperti serangan teroris dan bencana. Contohnya, pandemi covid-19 yang melanda di seluruh negara. Selain berdampak pada masalah kesehatan, pandemi juga berdampak pada masalah ekonomi.Dampak-dampak tersebut meliputi banyaknya karyawan yang terkena PHK, timbulnya kejahatan di beberapa daerah akibat kesulitan ekonomi, bahkan negara mengalami kerugian hingga Rp320 triliun. Kesulitan ekonomi ini tentunya menyebabkan daya beli masyarakat melemah, sehingga memicu terjadinya resesi ekonomi.
4. Suku bunga tinggi
Saat terjadi inflasi, umumnya bank sentral akan menaikkan suku bunganya. Apabila Sobat Medcom masih asing dengan bank sentral, bank ini adalah bank yang bertanggung jawab untuk mengawasi sistem moneter suatu negara. Di Indonesia, tanggung jawab tersebut diemban oleh Bank Indonesia.Bank sentral memang menaikkan suku bunga untuk melindungi nilai mata uang. Namun sayangnya, hal ini justru malah membebani debitur dan menyebabkan kredit macet. Apabila terjadi secara terus-menerus, perbankan dikhawatirkan mengalami kebangkrutan.
5. Perkembangan teknologi
Selain disebabkan oleh sektor ekonomi, ternyata resesi ekonomi juga berkaitan dengan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dikhawatirkan membuat Artificial Intelligence (AI) dan robot akan menggantikan berbagai pekerjaan manusia. Jika hal ini terjadi, karyawan terancam menjadi pengangguran dan memicu terjadinya resesi.6. Nilai impor lebih besar dari ekspor
Umumnya, saat suatu negara tidak bisa memproduksi kebutuhan sendiri, negara tersebut akan melakukan impor dari negara lain. Sebaliknya, negara yang memiliki kelebihan produksi akan mengekspor ke negara yang membutuhkan komoditas tersebut. Nah, apabila nilai impor lebih besar dari nilai ekspor, dapat berdampak pada sektor ekonomi, yakni defisitnya anggaran negara.Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan resesi ekonomi. Lantas, apa saja dampak yang ditimbulkan dari kejadian ini?
Dampak resesi
Saat terjadi resesi, aktivitas masyarakat akan mengalami penurunan signifikan dan terus-menerus. Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak besar bagi perusahaan, pemerintah, dan karyawan. Berikut berbagai dampak yang terjadi akibat resesi ekonomi:1. Dampak untuk perusahaan
Ketika suatu negara dilanda resesi ekonomi, daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini tentunya menyebabkan pendapatan perusahaan penghasil barang atau jasa turut mengalami penurunan. Oleh karena itu, umumnya perusahaan juga akan menurunkan upah karyawan dan bahkan melakukan PHK.Pada kondisi tersebut, masyarakat akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga mereka lebih berhati-hati dalam menggunakan uang yang dimiliki. Dengan demikian, permintaan barang atau jasa terhadap perusahaan akan semakin berkurang dan akhirnya berpotensi menyebabkan kebangkrutan.
2. Dampak untuk pemerintah
Saat masyarakat mengalami penurunan pendapatan, tentunya pajak penghasilan yang diterima oleh pemerintah menjadi lebih rendah. Hal ini juga dapat memicu anjloknya harga properti yang menyebabkan perolehan pajak dari jual beli properti menjadi rendah.Selain itu, pengeluaran masyarakat yang cenderung berkurang juga membuat perolehan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi lebih rendah. Padahal, pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Apabila tidak ada pajak, sebagian besar kegiatan negara akan sulit untuk dilaksanakan.
Apalagi, meskipun sedang terjadi resesi, pemerintah tetap dituntut untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal inilah yang menyebabkan pengeluaran pemerintah tetap akan meningkat, misalnya untuk tunjangan atau bantuan sosial, subsidi, dan sebagainya.
3. Dampak untuk karyawan
Saat mengalami penurunan pendapatan, perusahaan biasanya akan melakukan PHK yang membuat karyawan menjadi pengangguran dan kehilangan pendapatan utama. Di sisi lain, mereka tetap harus memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya sendiri atau keluarganya.Selain memberikan dampak pada perekonomian, ranah sosial turut terkena imbas. Tingginya tingkat pengangguran dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan sosial yang memicu hal-hal negatif, seperti kejahatan, vandalisme, dan bahkan kerusuhan.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi resesi?
Persiapan menghadapi resesi
1. Meningkatkan skill
Saat terjadi resesi akan banyak orang-orang kesulitan mencari pekerjaan. Karena itu, apabila saat ini Sobat Medcom masih duduk di bangku sekolah ataupun kuliah, bisa mempersiapkan diri dengan meningkatkan skill tertentu.Misalnya dengan mengasah skill komunikasi, fleksibilitas, dan manajemen proyek. Dengan menguasai skill-skill tersebut, Sobat Medcom akan memiliki nilai lebih, sehingga banyak perusahaan akan menerima untuk bekerja sekalipun di tengah masa resesi ekonomi.
2. Mencari pekerjaan sampingan
Hal yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mencari pekerjaan sampingan di sela-sela waktu senggang. Hal ini tentunya akan sangat berguna untuk pemasukan tambahan. Sobat Medcom bisa memulainya dengan membuka jasa titip, menjadi personal assistant, penulis lepas, reseller, maupun pekerjaan sampingan lain yang bisa dijalani tanpa mengganggu pekerjaan utama.3. Mempersiapkan finansial
Untuk menghadapi resesi, Sobat Medcom bisa mulai melakukan alokasi dana untuk tabungan. Sebab, hal ini merupakan langkah terbaik untuk mengantisipasi terjadinya kemungkinan terburuk. Di samping itu, tabungan yang telah dipersiapkan dapat membantu tetap bisa memenuhi kebutuhan, misalnya untuk kebutuhan pendidikan.Apabila Sobat Medcom sudah terbiasa menabung, juga bisa mulai mempersiapkan dana darurat. Dana darurat merupakan simpanan uang yang bisa dipakai memenuhi kebutuhan dalam periode tertentu tanpa ada pemasukan atau tanpa harus berhutang saat terjadi krisis.
4. Membatasi pengeluaran
Agar bisa menabung untuk dana darurat, salah satu yang bisa dilakukan adalah membatasi pengeluaran. Misalnya dengan mengurangi berbagai hal-hal yang berbau konsumtif, seperti berbelanja di luar kebutuhan pokok dan rekreasi. Selain itu, Sobat Medcom juga bisa menghemat pengeluaran terkait biaya transportasi dengan menaiki kendaraan umum.Melalui berbagai hal tersebut, uang yang dipunya nggak akan terbuang sia-sia dan bisa ditabung untuk dana darurat. Kalau saat ini belum memiliki penghasilan sendiri, Sobat Medcom bisa membantu dengan ikut menghemat pengeluaran orang tuamu ya!
5. Memperkaya pengetahuan mengenai Ilmu Ekonomi
Setelah keempat hal di atas, sebagai pelajar maupun mahasiswa, Sobat Medcom wajib memperkaya pengetahuan mengenai Ilmu Ekonomi, salah satunya Ekonomi Pembangunan. Dengan memahami Ilmu Ekonomi, Sobat Medcom dapat memahami berbagai kebijakan ekonomi, memahami berbagai peristiwa yang berkaitan dengan ekonomi, mengatur dan mengelola keuangan dengan lebih bijak, serta memiliki kemampuan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi.Itulah segala hal soal resesi ekonomi. Meskipun terdengar mengkhawatirkan, jangan panik dulu ya! Sebab, terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi resesi ekonomi.
Baca juga: Masih Bingung Soal Resesi Ekonomi? Simak Dulu Penjelasan Berikut Ini |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News