Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Benarkah Christopher Columbus Penemu Benua Amerika? Begini Catatan Sejarahnya

Citra Larasati • 09 Desember 2022 18:00
Jakarta:  Dalam sejarah tercatat, penemu Benua Amerika pertama adalah Christopher Columbus, seorang pelaut berkebangsaan Italia.  Meski hingga sekarang, klain tersebut masih menuai perdebatan dari sudut pandang sejarah lain.
 
Dalam catatan sejarah dunia, hanya Christopher Columbus yang paling dikenal sebagai pelaut asal Italia pertama yang berhasil menginjakkan kakinya di Benua Amerika. Namun rupanya dalam banyak catatan sejarah yang lain justru membantah bahwa Christopher Columbus merupakan orang pertama yang menjadi penemu benua Amerika ini.
 
Menurut pandangan sejarah lain, sebelum Columbus telah ada sejumlah orang yang menginjakkan kaki di Benua Amerika.  Di antaranya dari Afrika, Asia, dan Eropa jauh sebelum penjelajahan Columbus pada 1492.

Dikutip dari laman Kelas Pintar, meski demikian, tidak semua klaim tersebut diterima oleh para ilmuwan dan sejarawan. Sebab belum adanya catatan atau bukti yang mencatatkan kebenaran sejarah tersebut.
 
Sebagaimana diketahui, benua Amerika adalah daratan yang sangat luas yang berdiri di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Luas total benua ini mencapai 42 juta kilometer persegi.
 
Menurut catatan statistik, hingga kini telah ada lebih dari 1 miliar orang telah tinggal di daerah yang luas ini sejak 2016. Itu artinya, benua ini menempati urutan kedua dalam hal masalah teritorial utama.

Catatan Sejarah

Bicara sejarah penemuan benua Amerika, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, disebutkan bahwa sebelum Columbus, ada sejumlah ekspedisi trans- Atlantik yang diluncurkan oleh Muslim Spanyol. Dr Youssef Mroueh, dalam paper-nya, Pre-Columbian Muslims in the Americas, menginventarisasi ekspedisi-ekspedisi tersebut berdasarkan sumber-sumber sejarah.
 
Pada 12 Oktober 1492, Mroueh mencatat, Columbus mendarat di Kepulauan Bahamas, yang oleh penduduk asli diberi nama Guanahani. Pulau ini kemudian diubah namanya menjadi San Salvador oleh Columbus.
 
“Guanahani merupakan derivasi dari bahasa Mandinka (Mali) dan merupakan modifikasi dari bahasa Arab. Guana (ikhwana) berarti ‘saudara’ dan Hani adalah sebuah nama Arab,” tulis Mroueh, masih mengutip Barry Fell.
 
Ferdinand Columbus, anak Christopher Columbus, tulis Mroueh, juga menulis tentang orang-orang berkulit hitam yang dilihat oleh ayahnya di Honduras. Fakta itu dikutip Mroueh dari buku Cyrus Gordon berjudul Before Columbus, yang terbit di New York pada 1971.
 
Ferdinand Columbus mencatat, “Orang-orang yang tinggal di bagian paling timur Pointe Cavinas, sejauh Cape Graciosa Dios, kebanyakan berkulit hitam.”
 
Pada saat bersamaan, di kawasan ini tinggal penduduk asli yang bernama Suku Almamy, yang telah memeluk Islam. “Dalam bahasa Mandinka atau Arab, Almamy adalah pertanda al-Imam atau al-Imamu, pemimpin salat, atau dalam beberapa kasus ‘pemimpin sebuah komunitas’, dan atau anggota dari Komunitas Muslim Imami.”
 
Pada pertengahan hingga akhir abad ke-20, pendukung premis ini kian banyak dan mereka mempublikasikan berbagai literatur populer yang mengemukakan bukti-bukti tambahan, seperti kesamaan bahasa, cerita-cerita, peta eksplorasi, dan artefak budaya.
 
Bukti-bukti tersebut, tidak asal dimunculkan ke permukaan, tapi didapat setelah menelusurinya dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu, seperti arkeologi, sejarah, dan linguistik.
Baca juga: Intip Sejarah Hari Bank Sedunia

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan