Ilustrasi obat. DOK Freepik
Ilustrasi obat. DOK Freepik

Jelang PON 2024, Pakar UGM Ingatkan Atlet Tak Boleh Asal Konsumsi Obat

Renatha Swasty • 28 Agustus 2024 23:08
Jakarta: Salah satu faktor pendukung bagi atlet untuk bisa menggapai prestasi gemilang adalah selalu disiplin berlatih dan menjaga asupan gizi. Selain itu, atlet diingatkan berhati-hati dalam mengonsumsi obat meskipun untuk keperluan pengobatan.
 
“Mengingat sulitnya mengetahui apakah suatu sediaan obat mengandung zat doping atau tidak, sehingga perlu mengidentifikasi jenis obat-obatan yang diresepkan,” kata dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Arko Jatmiko Wicaksono, dalam Round Table Discussion bertajuk “Raih Prestasi PON Tanpa Doping” hasil kerja sama FK-KMK UGM, KONI DIY, dan RS Siloam Yogyakarta dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 28 Agustus 2024.
 
Staf Bidang Iptek dan Litbang KONI DIY itu mengungkapkan tengah mengembangkan aplikasi skrining doping. Hal ini akan sangat membantu tim medis dalam mengidentifikasi jenis obat-obatan yang diresepkan menjelang PON 2024.

“Melalui aplikasi ini, tim medis dengan mudah dapat mengetahui apakah sediaan obat yang akan telah diberikan kepada atlet masuk kategori daftar doping atau bukan,” ucap dia.
 
Apabila obat yang dibutuhkan mengandung zat doping namun benar-benar dibutuhkan oleh atlet akibat kondisi medis khusus yang dialaminya, maka izin penggunaan khusus (TUE) dapat diajukan kepada National Anti-Doping Organization (IADO).
 
Ia menyebutkan beberapa kondisi-kondisi medis khusus yang dimaksud antara lain pengobatan akibat cedera serius, atlet dengan riwayat asma kambuhan, atlet dengan penyakit jantung, ataupun karena ada riwayat medis lain yang memaksa atlet harus mengonsumsi obat tersebut tanpa ada pilihan obat lain yang setara.
 
Arko mengingatkan agar atlet lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat yang mengandung zat doping. Terbukti, ada atlet PON 2021 dalam masa pengobatan Medis Sanksi akibat terbukti mengonsumsi doping.
 
Sehingga menjadi warning serius bagi seluruh atlet yang akan berlaga pada PON 2024 di awal September 2024. “Setidaknya pada PON 2021 lalu, 3 orang peraih medali Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu dicabut kemenangannya, diminta mengembalikan seluruh hadiah yang diterima beserta bonusnya dan mendapat skorsing bahkan hingga 4 tahun,” ungkap dia.
 
Baca juga: Pj Gubernur Sumut Siapkan 79 Ambulans untuk PON 2024

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan