Setidaknya ada tiga penajaman program yang telah ditetapkan. Di antaranya, pengarusutamaan naskah nusantara, penguatan budaya baca dan peningkatan literasi, serta standardisasi dan pembinaan.
"Pengarusutamaan naskah nusantara mencakup tiga hal yakni koleksi langka, naskah kuno, dan manuskrip," ucap Plt Kepala Perpusnas Aminudin Aziz dalam diskusi seputar literasi di Perpusnas, Jakarta, Jumat 19 Januari 2024.
Ia menyampaikan, hal itu wajib dilakukan karena sudah menjadi tugas Perpusnas untuk melestarikan dokumen-dokumen tersebut. Tapi, dia menambahkan, upaya yang dilakukan Perpusnas tidak cukup hanya sampai pada tahap digitalisasi, harus ada turunannya yaitu tentang bagaimana memanfaatkannya.
"Misalnya dengan membuat buku bacaan masyarakat berdasarkan manuskrip tersebut,” kata Amin.
Sementara itu, terkait penguatan budaya baca dan peningkatan literasi, dia menerangkan, sejatinya budaya baca di Indonesia tidak rendah, melainkan cukup tinggi. Tapi, ada kendala berupa fasilitas buku yang tersedia, baik yang cetak maupun elektronik, masih kurang.
“Karena persoalan yang ada adalah kurangnya buku, maka di masa depan kami menargetkan untuk menyediakan 1.000 judul buku di masing-masing 10.000 lokus,” kata dia.
Setelah pengiriman buku dilakukan, dia menjelaskan, akan ada pelatihan yang diberikan kepada para pengelola perpustakaan dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang ada di setiap lokus. Langkah itu diambil dalam upaya untuk menyentuh masyarakat secara langsung karena merekalah yang akan menerima manfaat secara langsung.
Sedangkan dalam program standardisasi dan pembinaan memiliki dua fokus utama. Kedua fokus utama itu, yakni melakukan survei terhadap kondisi perpustakaan sekolah dan asesmen untuk perpustakaan yang akan akreditasi.
“Melakukan survei terhadap kondisi perpustakaan sekolah untuk pendataan perpustakaan, sedangkan asesmen akan dikerjakan oleh perpustakakan yang akan diakreditasi untuk penilaian perpustakaan. Urusan layanan sudah inklusif di dalamnya,” terang dia.
Baca juga: Gawai Jadi Penyebab Anak 'Alergi' Pegang Buku, Salah Siapa? |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News