Ilustrasi sekolah. Medcom.id
Ilustrasi sekolah. Medcom.id

Kemendikbudristek Dorong Percepatan PIP dan KIP-Kuliah di Tasikmalaya

Renatha Swasty • 13 Mei 2023 09:03
Jakarta: Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Abdul Kahar, mendorong penyerapan manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) di Tasikmalaya, Jawa Barat. Program tersebut merupakan misi pemerintah menjamin keberlanjutan pendidikan.
 
Kemendikbudristek mencatat total penerima PIP nasional pada 2023 sebesar 6.781.586. Total, ada 119.263 penerima PIP di Tasikmalaya. Rinciannya, 43.220 PIP disalurkan di Kota Tasikmalaya dan 76.043 siswa tercatat sebagai penerima PIP di Kabupaten Tasikmalaya.  
 
Abdul Kahar tujuan PIP salah satunya memberantas angka putus sekolah. Dia mengatakan keberlanjutan penerimaan dana PIP bagi peserta didik dari jenjang pendidikan yang satu ke jenjang pendidikan berikutnya wajib dijaga bersama.

“Kami prioritaskan peserta didik yang menerima KIP saat ini adalah mereka yang telah memiliki KIP pada jenjang sebelumnya dan memiliki rekening aktif,” ujar Abdul dalam Sosialisasi dan Percepatan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Tahun 2023 di Graha Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Jawa Barat, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 13 Mei 2023.
 
Dia juga meminta semua pihak bergotong royong mengawal agar implementasi PIP di lapangan berjalan dengan baik. Terutama, dalam pengajuan PIP yang dapat ditempuh melalui jalur Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), usulan sekolah, dan jalur aspirasi. Andul menyebut ketiga jalur tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mengawal keberhasilannya.
 
“Kita kawal usulan kita jangan sampai terhambat. Sebab sumber dana ini berasal dari anggaran negara yang harus dimaksimalkan penyerapan manfaatnya. Saya mengimbau agar semua pihak memprioritaskan PIP bagi peserta didik yang benar-benar membutuhkan,” tegas dia.
 
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, di hadapan perwakilan 16 SD, 16 SMP, 5 SMA, 5 SMK, 1 SLB, 1 PKBM se-Kabupaten/Kota Tasikmalaya serta pemangku kebijakan terkait menyampaikan komitmennya membantu percepatan PIP dan KIP-K. Pihaknya bakal membantu melalui jalur aspirasi dengan tidak ada potongan sepeser pun.
Syaratnya, calon penerima harus datang sendiri melakukan pengurusan dan tidak diwakilkan kepada siapa pun. Pengajuan PIP sekolah negeri juga harus ditandatangani kepala sekolah dan komite.
 
"Sedangkan untuk sekolah swasta harus ditandatangani kepala sekolah, komite, dan ketua yayasan. Pengambilan SK harus diambil oleh kepala sekolah (tidak diwakilkan),” papar Ferdiansyah.
 
Rektor Univeritas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) menyambut baik program PIP dan KIP-K. Dia mengatakan program ini sangat membantu mahasiswa khususnya yang berlatar belakang ekonomi lemah dapat berkuliah sesuai dengan minatnya.
 
Besaran dana PIP dan KIP-K untuk 2023, yakni jenjang SD/MI/Paket A mendapatkan Rp450 ribu per tahun, SMP/MTs/Paket B mendapatkan Rp750 ribu per tahun, dan SMA/SMK/MA/Paket C mendapatkan Rp1 juta per tahun. Sementara itu, mahasiswa penerima KIP-K berhak mendapat dana bantuan pendidikan hingga Rp12 juta persemester.
 
“Saya mendukung program ini dan siap berkolaborasi dalam memajukan dunia pendidikan,” ucap dia.
 
Salah satu siswa penerima PIP adalah Muhammad Farhan Sidik, siswa kelas 3 SMK Swasta NU Kota Tasikmalaya. Sulung dari dua bersaudara ini sangat bersyukur mendapat bantuan biaya pendidikan. Sebab, ayahnya yang berprofesi sebagai teknisi jam tangan dan ibunya yang hanya ibu rumah tangga, kesulitan mencukupi kebutuhan biaya pendidikan Farhan.
 
Selain itu, Gian Saparudin, siswa kelas 2 SMAN 1 Ciawi yang merupakan bungsu dari dua bersaudara mengaku senang karena mendapat kesempatan sebagai salah satu penerima PIP. “Uangnya akan saya gunakan untuk membiayai kebutuhan praktik maupun proyek-proyek di sekolah,” beber siswa yang kerap meraih peringkat 1 di kelas dan bercita-cita menjadi Presiden ini.
 
Gian ingin membanggakan kedua orang tuanya. Apalagi sang ayah hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
 
Dia juga menyemangati generasi muda untuk terus bersemangat meraih mimpi. Sebab, selalu ada jalan menuju kesuksesan bila bersungguh-sungguh meskipun harus menempuh berbagai tantangan.
 
Desi Novita Rachmi, guru di SDN Indihiang, Kota Tasikmalaya juga mendukung PIP. Dia mengakan program itu banyak membantu siswa dengan keterbatasan ekonomi.
 
“Dana KIP ini biasanya digunakan untuk membeli seragam, sepatu, dan keperluan sekolah lainnya,” sebut Desi.
 
Dia berharap PIP dari tahun ke tahun semakin ditingkatkan kualitas maupun kuota penerimanya. Desi mengungkapkan di sekolahnya sekitar 60-120 anak menerima PIP. Dia mengungkapkan proses pencairan PIP sejauh ini berjalan lancar tanpa banyak kendala berarti.
 
Hal ini diamini Regina Riswanda Zean, siswa kelas 6 penerima PIP. Dia mengaku senang menerima dana PIP. “Saya harap SMP bisa dapat lagi PIP ini,” ujar sulung dari lima bersaudara itu.
 
Ayah Regina baru saja meninggal dunia. Dia yang menyukai pelajaran IPA bercita-cita menjadi guru. Dia berharap PIP bisa menjadi penyambung harapannya untuk terus bersekolah.
 
Sementara itu, perwakilan mahasiswa penerima KIP-K, Jundi Jundulloh, dari prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya mengaku ingin sekali mengubah nasib keluarganya. Sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, kakak-kakaknya tidak ada yang melanjutkan kuliah.
 
“Selama kita punya impian jangan ragu untuk mengejarnya karena banyak jalan yang bisa kita coba untuk memperbaiki nasib dan hidup kita. Tetap semangat!” ujar mahasiswa semester dua yang ingin jadi guru ini.
 
Mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil), Muhammad Nur Muslim, mengungkapkan kampusnya memberikan kriteria khusus bagi anak yatim/piatu dan anak korban perceraian orang tua. Dia mendapat KIP-K lantaran terdata di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena termasuk dalam program keluarga harapan (PKH).
 
"Penghasilan orang tua saya di bawah upah minimum regional (UMR) dan saat di survei juga fasilitas di rumah kurang memadai,” beber Nur yang tinggal di daerah Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya.
 
Ayah Nur sudah berusia 65 tahun dan tidak lagi bekerja, sedangkan ibunya membuka usaha warung di rumah.
 
Abdan Syakuro dari Universitas Perjuangan dan Cinta Setianingsih dari Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung merasa bersyukur menjadi salah satu penerima KIP-K. Cinta ingin membantu meringankan beban orang tua yang penghasilannya sebagai petani tiap bulan kurang dari Rp500 ribu.
 
Abdan juga mengaku ingin meringankan beban orang tua terkait biaya pendidikan. Dia mengatakan KIP-K sangat membantu terutama siswa yang terkendala biaya pendidikan.
 
"Ini menjadi harapan bagi anak-anak muda untuk bisa terus melanjutkan pendidikan. Semoga kuota KIP-K ke depannya semakin ditingkatkan agar makin banyak anak-anak yang terbantu dan bisa meraih masa depan yang lebih baik,” ujar bungsu dari empat bersaudara ini.
 
Baca juga: Tak Sia-Siakan Bantuan PIP dan KIP Kuliah, Ririn Jadi Wisudawan Terbaik UHO

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan