Dalam sambutannya, Wamenag menegaskan bahwa olimpiade ini bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi ruang bagi siswa untuk mengaktualisasikan nilai keagamaannya secara lebih mendalam. Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian PAI Fair 2025 ini mempertemukan para pelajar dari SD, SMP, SMA hingga mahasiswa dari berbagai daerah.
Ribuan peserta mengikuti seleksi panjang sebelum akhirnya terpilih menjadi finalis yang datang ke Jakarta. Wamenag menyebut, Olimpiade PAI merupakan momentum penting untuk menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam di sekolah umum mampu melahirkan generasi yang berkarakter kuat, unggul, moderat, dan cinta tanah air.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini karena memberi kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman keagamaannya. Saya berharap, pulang dari sini para peserta menjadi pribadi yang lebih Islami dan berkarakter mulia,” ujarnya.
“Kualitas itu harus dibawa pulang, menjadi teladan di daerah masing-masing,” tambahnya.
Romo Syafi’i juga meminta peserta melaporkan hasil dan pengalaman mereka kepada kepala daerah masing-masing. Menurutnya, kehadiran siswa dalam ajang nasional ini menjadi bukti bahwa investasi pemerintah daerah dalam pendidikan agama telah menghasilkan prestasi membanggakan.
“Juara atau tidak, kalian tetap pemenang. Jadikan pengalaman di sini sebagai persembahan untuk daerah dan bangsa,” tegasnya.
Hadir pula Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, yang menyoroti pentingnya PAI sebagai pilar utama pembentukan karakter generasi muda.
Fajar menegaskan bahwa pembelajaran agama harus dipahami sebagai proses internalisasi nilai, bukan sekadar penyampaian materi. Ia menjelaskan fungsi ganda PAI: Bonding, memperkuat keimanan dalam diri peserta didik; serta Bridging, membentuk keterampilan sosial dan kemampuan hidup harmonis di tengah keberagaman.
Mengutip survei BRIN 2024, Fajar mengungkap bahwa meski mayoritas masyarakat Indonesia mengaku religius, hanya sebagian kecil yang memahami ajaran agamanya secara komprehensif. Kondisi ini dinilainya sebagai tantangan besar dalam pendidikan agama modern.
“Karena itu, guru PAI harus menguasai pedagogi pembelajaran mendalam. Yang penting bukan banyaknya materi, tetapi esensi nilai yang benar-benar perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Ia menilai Olimpiade PAI sebagai ruang perjumpaan sosial yang mempertemukan peserta dari berbagai daerah. Fajar berharap nilai-nilai moderasi dan keterbukaan dapat dibawa pulang oleh setiap peserta sebagai energi positif bagi sekolah masing-masing.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Amien Suyitno, menuturkan bahwa penyelenggaraan Olimpiade PAI tahun ini diliputi suasana keprihatinan nasional. Musibah banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menjadi perhatian utama dalam pembukaan acara.
“Kita tidak pernah menyangka musibah terjadi saat kegiatan berjalan. Karena itu, kami selipkan doa khusus agar Allah mengangkat musibah ini. Semoga saudara-saudara kita diberi ketabahan,” ucap Suyitno.
Ia juga menjelaskan ada tujuh finalis dari wilayah terdampak yang tidak dapat hadir secara langsung. Namun Kemenag memastikan mereka tetap dapat mengikuti kompetisi secara penuh melalui fasilitas khusus.
Olimpiade PAI 2025 mencatat 54.880 pendaftar dari berbagai jenjang pendidikan. Setelah rangkaian seleksi, terpilih 430 finalis yang bersaing di tingkat nasional. Terdapat delapan kategori kompetisi, mulai dari Olimpiade PAI, MHQ, MTQ, pidato, hingga konten kreatif.
“Kompetisi ini bukan hanya adu intelektual, tetapi pembinaan karakter disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan. Nilai-nilai ini sangat penting di tengah situasi kebencanaan yang dihadapi bangsa,” tutur Suyitno.
Dengan mengusung semangat moderasi, kepedulian, dan karakter unggul, Olimpiade PAI 2025 diharapkan menjadi ruang pembentukan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga siap menjadi teladan di tengah masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id