Lalu, apa perbedaan HIV dan AIDS? Simak penjelasannya dikutip dari laman Kelas Pintar:
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan, AIDS adalah kondisi akibat serangan virus HIV.
HIV adalah virus yang menyerang dan menghancurkan imunitas tubuh manusia, khususnya pada sel darah putih yang disebut sebagai sel CD4. Jadi, HIV akan melemahkan tubuh manusia terhadap infeksi oportunistik (opportunistic infection), seperti pneumonia, salmonella, kandidiasis, toxoplasma, and tuberkulosis (TB). Selain itu, virus ini juga merusak perlindungan sel kanker.
Meskipun HIV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi, tetapi AIDS adalah kondisi yang dapat terjadi akibat infeksi virus tersebut. Serangan virus HIV yang serius menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS bisa disebut juga sebagai HIV stadium 3 dengan kondisi dan gejala kompleks.
AIDS merupakan singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome. Seseorang yang tertular HIV dan terus dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan segera dapat berkembang, sehingga memasuki kondisi AIDS. Maka dari itu, diagnosis dini sangat penting.
AIDS dapat berkembang ketika virus tersebut telah menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan. Hal ini adalah kondisi kompleks dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang.
Seseorang dapat mengidap HIV tanpa mengembangkan AIDS, tetapi tidak mungkin mengalami AIDS tanpa terkena HIV lebih dulu. Cara pencegahan agar AIDS tidak terjadi adalah rutinitas terapi antiretroviral.
Penyebab
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan HIV dan AIDS adalah penyakit yang penularannya terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air susu ibu (ASI), cairan yang dihasilkan dari organ reproduksi.Umumnya terjadi karena aktivitas seksual, seperti homoseksual dan heteroseksual tanpa memakai kondom; penggunaan jarum suntik berulang dan bergantian, seperti dilakukan saat penggunaan zat terlarang; serta kehamilan dan ibu menyusui.
Berdasarkan data WHO yang dikutip dalam Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus HIV dan AIDS di Indonesia pada 2019 mencapai 50.282. Kasus ini mengalami peningkatan signifikan pada Juni 2022, di mana kasusnya telah mencapai 522.674 berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI. Sehingga, terjadi kenaikan kasus 13 persen dalam 3 tahun.
Gejala
HIV adalah virus sama seperti jenis lainnya yang dapat ditularkan dari seseorang yang sudah terserang. Virus ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui pertukaran cairan tubuh, seperti hubungan seks tanpa kondom atau berbagi jarum suntik. Selain itu, seorang ibu juga dapat menularkan virus tersebut pada anaknya selama kehamilan berlangsung.HIV juga tidak selalu menimbulkan gejala tertentu saat terjadi, sehingga sulit untuk mendiagnosisnya. Virus ini dapat menyebabkan gejala mirip flu sekitar dua hingga empat minggu setelah penularan terjadi.
Jangka waktu singkat ini disebut juga dengan infeksi akut. Setelah itu, sistem kekebalan akan mengendalikan infeksi yang mengarah pada keadaan yang dapat membahayakan.
Sistem kekebalan tidak dapat sepenuhnya menghilangkan HIV, tetapi dapat mengendalikannya untuk waktu lama. Selama periode yang dapat terjadi bertahun-tahun tersebut, pengidapnya mungkin saja tidak mengalami gejala sama sekali.
Namun, tanpa mendapatkan terapi antiretroviral, seseorang yang memiliki HIV dapat berkembang menjadi AIDS dan banyak dampak buruk yang dapat terjadi.
Baca juga: Diperingati Tiap 1 Desember, Ini Tema Hari AIDS Sedunia 2022 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id