"Dari peta termutakhir ini diketahui, sebanyak empat juta penduduk dan 2.892 bangunan sekolah berada dalam zona bahaya radius satu kilometer dari jalur sesar," kata Retno, di Jakarta, Jumat 11 Januari 2019.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, KPAI meminta pemerintah agar segera melakukan edukasi khusus untuk membangun kesadaran masyarakat di zona tersebut akan ancaman bencana. Karena kesiapsiagaan menghadapi bencana akan meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
"Pemerintah diminta segera membuat papan petunjuk evakuasi dan titik kumpul di semua sekolah dan juga di lingkungan RT/RW, yang berada di zona rentan bencana maupun tidak, dan menggalakkan sosialisasi ke masyarakat maupun pihak sekolah untuk simulasi bencana secara rutin. Sehingga siswa dan masyarakat paham apa yang harus dilakukan disaat bencana terjadi," ujar Retno.
Sedangkan untuk rencana jangka panjang, kata Retno, pemerintah harus secara bertahap menyiapkan program relokasi sekolah yang berada persis di jalur patahan. Untuk dipindahkan ke jalur aman di sisi kiri atau kanan dari jalur tersebut.
Baca: ITB Siapkan Program Rekonstruksi di Daerah Terdampak Tsunami
Ia memaparkan informasi dari peta tersebut selain fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan sebanyak 40 rumah sakit, 126 puskesmas, sedangkan jumlah penduduk yang tinggal di lintasan zona kerentanan tinggi itu mencapai 4.103.975 jiwa.
Sedangkan infrastruktur transportasi sebanyak 11 pelabuhan, 21 terminal, dua stasiun, 237 ruas jalan provinsi sepanjang 652,3 KM,31 ruas jalur kereta api dengan panjang 83,3 km serta 15 ruas jalan tol sepanjang 20,1 km.
KPAI juga meminta Lembaga terkait seperti Kementerian Agama (kemenag), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk segera menyusun kurikulum pendidikan kebencanaan yang akan dimasukkan ke dalam mata pelajaran terkait.
"Pengetahuan kebencanaan sangat penting diberikan, sehingga kita dapat memaksimalkan mitigasi bencana, dan menguatkan logika dan rasionalitas peserta didik. Bencana di negeri ini adalah keniscayaan yang harus diantisipasi dengan kesiapsiaagaan, bukan mengaitkan bencana dengan azab dan politik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News