Meski sudah berjalan selama satu tahun, masih banyak yang belum tahu mengenai prodi baru ini. Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Pangan, Arief Widjaja menerangkan bahwa, tujuan didirikannya Prodi Studi Teknik Pangan di ITS adalah untuk menyukseskan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.
Di mana dalam rencana ini, industri pangan menjadi salah satu andalan dalam industri nasional. Di samping itu, prodi ini juga didirikan untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) di bidang IPTEK.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berbanding lurus dengan tujuan didirikannya prodi Teknik Pangan, Arief menyampaikan bahwa terdapat berbagai pekerjaan yang akan dibutuhkan di bidang pangan kedepannya. Alumni ITS itu membagi bidang pekerjaan tersebut menjadi dua.
Yang pertama adalah pekerjaan di bidang industri pangan yang meliputi pengembangan dan diversifikasi produk pangan baru. Kemudian pengembangan proses produksi pangan baru, hingga desain dan instalasi proses produksi bahan pangan.
Sedangkan yang kedua adalah bidang pangan non industri seperti pengembangan produk pangan baru pada kegiatan pertanian, bidang nutrisi dan kesehatan, hingga keuangan dan ekonomi berkelanjutan berbasis ketahanan pangan nasional. Arief juga menegaskan semua pekerjaan di bidang pangan sangat dibutuhkan oleh sebuah negara.
“Karena negara yang kuat adalah negara dengan ketahanan pangan tinggi,” ujarnya.
Seperti kebanyakan program studi yang ada di ITS, Prodi Teknik Pangan juga memiliki ciri khasnya tersendiri. Arief menyebutkan keunikan dari prodi yang ia pimpin terletak pada aspek desain proses pangan.
Aspek ini membekali mahasiswa untuk mempersiapkan sebuah industri pangan. Mulai dari pemilihan dan penentuan jumlah bahan baku, pengiriman dan penyimpanan bahan baku, proses pengolahan bahan baku, pengemasan produk yang aman untuk kesehatan, hingga masalah gaji karyawan industri.
Mengenai kesiapan Prodi Teknik Pangan sendiri, Arief mengaku sudah ada enam dosen tetap dan dua tenaga kependidikan (tendik). Formasi dosen ini diperkuat dengan dua dosen bergelar profesor, tiga dosen bergelar doktor, dan satu dosen bergelar magister.
Arief juga menyebutkan rencana penambahan jumlah dosen setiap penerimaan mahasiswa baru agar rasio dosen dan mahasiswa yang ada tetap seimbang.
Baca juga: Tips Memilih Program Studi dengan Mengintip Angka Keketatan di Jalur SBMPTN
Berbeda dengan tahun lalu yang hanya membuka pendaftaran melalui Seleksi Kemitraan, Mandiri, dan Prestasi (SKMP), tahun ini Prodi Teknik Pangan juga membuka pendaftaran melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Pria kelahiran 1966 ini berharap dengan dibukanya jalur SNMPTN dan SBMPTN, akan mempermudah calon mahasiswa baru yang ini mendaftar di prodi ini.
“Ada 40 kursi yang kami sediakan, kami harap semua kursi tersebut akan terisi penuh tahun ini,” pungkasnya.