Tak heran, banyak warganet ingin tahu siapa sebenarnya Muzakir Manaf. Warganet penasaran dengan pendidikan hingga karier politiknya.
Muzakir Manaf akrab disapa Mualem. Julukan ini diberikan kepada individu yang memiliki keahlian tinggi dalam dunia militer.
Julukan Mualem itu diberikan kepadanya tak lepas dari posisinya sebagai Panglima Perang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sejak 1986. Seperti apa profil Muzakir Manaf? Simak selengkapnya di sini!
Profil Muzakir Manaf
Melansir laman ppid.acehprov.go.id, Muzakir Manaf lahir di Mane Kawan, Seunuddon, Aceh Utara pada 3 April 1964. Sebelum terjun ke dunia politik, Mualem memiliki riwayat sebagai panglima perang.Namun, bukan berarti ia tak mengecap pendidikan. Ia sempat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK) pada 1984 sebelum menjadi pejuang GAM.
Berikut jejak pendidikan Muzakir Manaf:
Pendidikan Muzakir Manaf
- MIN Sampoyniet (1971-1977)
- SMP Negeri Idi (1978-1981)
- SMUS Pase Sejaya Panton Labu (1981-1984)
- Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (1984)
Di Libya, ia sempat menjadi pengawal pribadi Muammar Khadafi. Kembali ke Aceh, Mualem ditunjuk sebagai Panglima Komando Pusat GAM setelah tewasnya Panglima GAM Abdullah Syafi'i pada tahun 2002 dalam pertempuran dengan prajurit Tentara Nasional Indonesia.
Mualem memiliki rekam jejak panjang dalam perjuangan Aceh. Ia merupakan salah satu tokoh kunci dalam GAM, organisasi gerakan yang memperjuangkan kemerdekaan Aceh. Pengalaman bergerilya di hutan belantara menempa dirinya menjadi sosok tangguh dan disegani.
Setelah perjanjian damai Helsinki pada 2005, Muzakir Manaf beralih ke dunia politik. Ia mendirikan Partai Aceh, partai lokal yang menjadi wadah aspirasi mantan kombatan GAM. Kiprah politiknya terus menanjak dan pada periode 2012-2017, ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh, mendampingi Gubernur Zaini Abdullah.
Ia menjadi Gubernur Aceh pada periode 2025-2030 setelah resmi dilantik berpasangan dengan Fadhlullah pada 12 Februari 2025. Kemenangan ini menandai kembalinya Mualem ke puncak kepemimpinan Aceh, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur periode 2012-2017.
Sebagai gubernur, Muzakir Manaf mengusung visi dan misi membangun Aceh yang lebih maju dan sejahtera. Ia berkomitmen memperkuat implementasi Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA), meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga perdamaian yang telah diraih.
Salah satu fokus utama Mualem adalah memperkuat implementasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang memberikan kewenangan khusus bagi Aceh dalam mengatur daerahnya. Ia juga bertekad menjaga perdamaian dan kerukunan antarumat beragama di Aceh.
Sosok kontroversial namun berpengaruh
Muzakir Manaf adalah sosok kontroversial, namun tak dapat dipungkiri memiliki pengaruh besar di Aceh. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berani serta memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat Aceh, khususnya mantan kombatan GAM.Beberapa pihak mengkritik gaya kepemimpinannya yang dianggap keras. Namun, ia juga mendapat dukungan luas dari masyarakat Aceh, terutama dari kalangan mantan kombatan GAM.
Masa mudanya dihabiskan dalam gejolak konflik Aceh. Ia bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan dengan cepat menunjukkan jiwa kepemimpinannya.
Keahlian militernya yang mumpuni membuatnya dipercaya sebagai Panglima Gerilya GAM sejak 1986. Selama masa konflik, Mualem dikenal sebagai sosok yang tangguh dan disegani.
Ia memimpin pasukannya dalam berbagai pertempuran melawan aparat keamanan. Namun, di balik ketegasannya, ia juga memiliki visi untuk perdamaian.
Setelah musibah besar gempa dan tsunami meluluhlantakkan Bumi Serambi Mekkah pada 2004, Ketika peluang perdamaian mulai terbuka, Mualem memainkan peran penting dalam proses negosiasi antara GAM dan pemerintah Indonesia. Ia menjadi salah satu tokoh kunci dalam penandatanganan Perjanjian Helsinki pada 15 Agustus 2005, yang mengakhiri konflik bersenjata di Aceh.
Setelah itu barulah karier politiknya dibangun. Berikut riwayat politik dan kariernya:
- Ketua Umum Partai Aceh (2007)
- Ketua Umum Pramuka Aceh (2013)
- Ketua Umum KONI Aceh (2015)
- Wakil Gubernur Aceh Periode (2015-2017)
- Wakil Gubernur Aceh Periode (2012-2017)
- Waliyul 'Ahdi Lembaga Wali Nanggroe Aceh (2022-).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News