Untuk itu, Susur Kultur diharapkan hasil residensi dapat dipublikasikan sebagai bahan untuk memperkaya penelitian terkait Jalur Rempah. “Tantangan terbesar dalam kesiapan Indonesia untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia adalah perlunya kajian akademis mulai dari penguatan narasi hingga penyusunan rencana pengelolaan Jalur Rempah yang logis dan konkret,” ujar Hilmar dalam keterangannya Susur Kultur dengan tema “Kembara Rempah Nusantara” di Kampus UI, Depok, Kamis, 21 Desember 2023.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan Susur Kultur dengan tema “Kembara Rempah Nusantara”. Susur Kultur merupakan sebuah ruang publikasi hasil kegiatan residensi Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah yang telah dilaksanakan di Qatar dan India.
Susur Kultur menghadirkan pesan dari perjalanan rempah Nusantara di luas bentang dunia. Ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi masyarakat untuk menyusuri jejak sejarah rempah nusantara baik di dalam maupun luar wilayah Indonesia.
Lebih lanjut, Hilmar berharap setelah nanti Jalur Rempah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, masyarakat semakin terdorong menjadikan kebudayaan sebagai fondasi utama pembangunan. Hal ini akan dimulai dari berbagai lokasi terkait Jalur Rempah kemudian meluas ke berbagai wilayah di Indonesia bahkan di luar negeri.
Tahun ini kegiatan Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah diikuti oleh enam peserta. Sebanyak tiga peserta melaksanakan residensi di Qatar dan tiga peserta lainnya di India.
Tiga peserta yang melaksanakan residensi di Qatar, yaitu Kurator Museum, Adimas Bayumurti; Filolog, Fathurochman Karyadi; dan Sejarawan, Idris Masudi. Sedangkan tiga peserta lainnya yang melakukan pengumpulan data di India, yakni seorang Akademisi dan Peneliti, Nia Deliana; Dosen Sejarah, Nurul Azizah; serta perwakilan dari Institut Seni Indonesia Denpasar, Ayu Wayan Arya Satyani.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan mengungkapkan, Susur Kultur menjadi forum untuk memaparkan hasil penelitian ke publik serta ruang berdiskusi dan bertukar pandangan untuk memperkaya hasil temuan di lapangan.
“Selama masa residensi, peserta melakukan pencarian, penelitian, dan pengkajian terhadap naskah, manuskrip, objek, dan/atau tinggalan sejarah lainnya yang dinilai memiliki potensi sebagai sumber Jalur Rempah. Setelah masa residensi selesai, para peserta melaksanakan publikasi preliminary research findings di masing-masing negara dan melakukan publikasi ketika kembali ke Indonesia,” tuturnya.
Selanjutnya, Restu mengungkapkan harapannya melalui kegiatan ini publik lebih sadar terhadap potensi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia serta minat masyarakat untuk melakukan penelitian terkait Jalur Rempah semakin meningkat.
Penelusuran jejak Jalur Rempah berupa Cagar Budaya sudah dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2023 di 67 kabupaten/kota pada 32 provinsi di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 150 Cagar Budaya yang diduga berkaitan dengan Jalur Rempah berhasil diidentifikasi.
Program Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah mendapatkan sambutan yang hangat serta dukungan penuh dari lembaga-lembaga mitra di negara tujuan seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha dan New Delhi, National Museum of Qatar (NMoQ), Qatar National Library (QNL), Year of Culture (YoC), Heritage Society dan lainnya.
Baca juga: Mau Rasakan Tinggal di Situs Warisan Dunia UNESCO? Ikutan World Heritage Scholarship Yuk! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News