Untuk lebih dekat dengan cagar budaya tersebut, di artikel berikut ini akan dibahas lebih detail apa saja sih yang ada di dalamnya. Simak, Yuk!
Tiga Cagar Budaya yang Ada di Sulawesi
1. Taman Prasejarah Sumpang Bita
Taman Prasejarah Sumpang Bita terletak di Kampung Sumpang Bita, Kelurahan Balocci, Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Taman Prasejarah ini termasuk dalam area Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN – BABUL).Di Kompleks Taman Prasejarah Sumpang Bita ini terdapat dua gua prasejarah yaitu Gua Sumpang Bita dan Gua Bulu Sumi, dengan luas kawasan sekitar 2 hektare yang terbagi atas tanah datar dan gunung kapur.
Dari hasil pendataan, di gua ini terungkap temuan arkeologis berupa lukisan dinding gua, cangkang moluska, fragmen gerabah polos dan berhias, serta fragmen tulang dan gigi manusia. Kedua gua tersebut berada di bagian gugusan Bukit Bulu Bita.
Saat ini Taman Prasejarah Sumpang Bita telah dimasukkan ke dalam daftar inventarisasi Situs Balai Pelestarian Cagar Budaya sebelum berubah menjadi Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Selatan dengan nomor inventaris 195.
2. Kompleks Makam Raja–Raja Banggae
Kompleks Makam Raja–Raja Banggae yang terletak di Jalan Ondongan, Kampung Pangali-ali, Desa Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Penamaan situs ini diambil dari sebuah nama seorang pemimpin di daerah Poralle yang bernama Banggae.Cagar budaya ini merupakan kompleks pemakaman bagi raja-raja atau Mara’dia dan anggota Hadat Banggae. Kemunculan Hadat Banggae diperkirakan pada masa pemerintahan Daenta Melanto (Mara’dia Banggae II) ketika bergabungnya Totoli ke dalam Kerajaan Banggae.
Jumlah makam yang berada di situs ini berjumlah 251 makam, terbuat dari bermacam-macam batu, seperti batu padas, batu karang, dan balok/papan kayu.
Ragam hias yang terdapat pada kompleks makam ini berupa hiasan antropomorfis dengan motif manusia dan binatang, hiasan floraistis dalam bentuk daun-daunan kaligrafi, serta ragam hias geometris dalam bentuk swastika, spiral (pilin ganda) dan meander. Ragam hias tersebut pada umumnya terdapat pada pelipit jirat, kijing, dan nisan makam.
3. Taman Prasejarah Leang-Leang
Taman Prasejarah Leang-Leang yang terletak pada deretan bukit kapur (karst) di Kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, wilayah Kabupaten Maros. Pada langit-langit Gua Leang Pettae ditemukan lukisan menyerupai Babi Rusa satu ekor yang sedang meloncat serta ditemukan juga tiga buah gambar telapak tangan.Sementara itu, pada dinding Gua Leang Pettakere ditemukan lukisan menyerupai Babi Rusa satu ekor dan 22 buah cap telapak tangan, serta 6 buah gambar tangan hingga siku yang kesemuanya bewarna merah.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan sendiri telah melakukan kajian pengembangan lebih detail terkait cagar budaya ini. Kajian tersebut dilaksanakan di Leang-Leang pada tanggal 19-26 Juni 2020.
Kajian ini melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros, Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Maros, Akademisi Universitas Hasanuddin, Peneliti Balai Arkeologi, Balai Taman Nasional Bantimurung dan Bulu Saraung, serta tim kajian dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Baca juga: Kemendikbudristek Minta Garut Inventarisasi Cagar Budaya yang Tercecer |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News