"High season berita bohong beredar saat jelang dan selama musim politik. Karena itu, melindungi perangkat digital atau gawai kita dengan ekstra juga perlu dilakukan, seperti menggunakan aplikasi tambahan," kata Aribowo dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Jumat, 23 Juni 2023.
Ari mengatakan pesan hoaks dapat menggiring pada kejahatan siber lainnya. Dan yang paling sering terjadi adalah phising atau penipuan.
Phising dicirikan dengan percobaan untuk mendapatkan informasi yang sensitif seperti kata sandi dan kartu kredit. Biasanya pelaku phising menyamar sebagai seseorang atau pebisnis tepercaya melalui komunikasi elektronik seperti surat elektronik atau pesan instan.
"Hal ini tak hanya menimbulkan kerugian finansial, namun juga psikis," ujar dia.
Dewan Pers mencatat pada November 2019 sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia mengandalkan informasi dari media sosial. Meski banyak mendatangkan manfaat, derasnya arus informasi ini juga menyimpan risiko yang sangat serius. Dan yang paling besar adalah beredarnya berita hoaks atau berita bohong.
Penyebab beritan bohong cepat menyebar di antaranya adalah rendahnya tingkat literasi di masyarakat. Ditambah lagi adanya fenomena fear of missing out (FOMO) yang mendorong seseorang secepat mungkin ingin menyebarkan informasi untuk menunjukkan bahwa dia juga tahu.
Untuk mencegah hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Obral-Obrol liTerasi Digital (OOTD) "Pintar Kebal Hoaks". Selain Aribowo Sasmito, diundang pula sejumlah narasumber yang kompeten.
Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Nasrullah menyoroti perang opini di musim politik. Menurutnya, saat perang opini terjadi, potensi beredarnya hoaks akan tinggi.
"Perang opini ini berpotensi tempat masuknya hoaks. Jadi, kita harus coba merumuskan langkah strategis dari segi hukum untuk bisa menghadapi hoaks ini," kata dia.
Baca: Pemkot Surabaya Tegaskan Info di Poster Rabi Gratis Hoaks
Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia Virna Lim mengatakan sasaran empuk berita bohong tak hanya anak muda, tapi juga orang tua terutama Perempuan. Karena perempuan sering kali mudah terbawa perasaan.
Virna mengatakan penting membekali diri dengan literasi digital. Virna juga menegaskan bahwa kebiasaan merasa FOMO harus dipertimbangkan lagi.
"Kita perlu banyak mem-filter informasi dan meningkatkan literasi. Literasi itu menuntut kita untuk mencari kebenaran dari suatu konten," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id