Perpustakaan UI. Foto: UI
Perpustakaan UI. Foto: UI

4 Tips Menyikapi Informasi dari ChatGPT ala Pustakawan UI

Citra Larasati • 11 Maret 2023 11:40
Depok:  Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kebutuhan pemustaka, sehingga perpustakaan dapat menyediakan layanan sesuai kebutuhan pemustaka. Hal itu bisa terlihat pada pemanfaatan Generative Pre-Trained Transformer (ChatGPT), yakni robot berbasis AI yang mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan pengguna. 
 
Dari berbagai kebermanfaatan yang diberikan ChatGPT, pustakawan dapat menggunakan ChatGPT untuk melakukan penelusuran sumber informasi, membuat strategi penelusuran, melakukan parafrase, membuat sintesis informasi, sampai dengan membuat sitasi dan daftar Pustaka.
 
Sebagai Pustakawan UI, Sony Pawoko memberikan empat tips dalam menyikapi informasi yang didapatkan dari ChatGPT.

Berikut 4 Tips Menyikapi Informasi dari Chat GPT:

  1. Melakukan verifikasi informasi apapun yang didapat dari sumber yang kredibel
  2. Melakukan konsultasi dengan pembimbing atau dosen
  3. Mengakui atau melakukan sitasi terhadap informasi yang didapat dari ChatGPT
  4. Memasukkan ChatGPT sebagai sumber di daftar Pustaka. 
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), Abdul Haris menyampaikan, pesatnya perkembangan teknologi memberikan tantangan bagi para praktisi pendidikan untuk memanfaatkannya dalam mengembangkan media pembelajaran.

“UI berkomitmen penuh mendukung pengembangan media dan layanan berbasis teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran, demi tercapainya universitas bertaraf internasional,” kata Haris dalam webinar yang dikutip dari YouTube Perpustakaan UI, Sabtu, 11 Maret 2023,
 
Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan UI Mariyah mengatakan, layanan perpustakaan sangat ditentukan oleh peran pustakawan. Seorang pustakawan harus memiliki kompetensi dan mampu beradaptasi dengan teknologi informasi agar dapat melayani pemustaka dengan prima. 
 
Kompetensi pustakawan juga harus ditingkatkan seiring berjalannya waktu, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal.  Sehingga diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan dan munculnya ChatGPT. 
 
Menurut Artificial Intelligence Networks (BRAIN) IPB University, Yandra Arkeman, ChatGPT mempunyai beberapa kelebihan, yaitu memiliki skala pengetahuan yang luas, kemampuan beradaptasi, konsistensi, dan selalu dapat diakses kapanpun.
 
Bahkan, ChatGPT memiliki gaya pustaka yang sopan, dapat digunakan dengan berbagai Pustak sampai dengan Pustak informal. Namun di sisi lain, ChatGPT tentu memiliki kekurangan, seperti memberikan jawaban yang tidak akurat atau tidak relevan, tidak dapat memahami konteks secara menyeluruh, tidak dapat menunjukkan empati atau kepekaan sosial yang sama seperti manusia, dan tidak dapat memproses informasi yang kompleks atau abstrak dengan sama baiknya seperti manusia. 
 
Dari sudut pandang akademis, Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Fuad Gani mengatakan, ChatGPT memiliki potensi untuk menawarkan berbagai manfaat.  Termasuk peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan, kolaborasi, dan keluasan aksesibilitas sumber pembelajaran. 
 
Akan tetapi, alat ini juga melahirkan berbagai tantangan dan kekhawatiran terutama terkait dengan kejujuran, integritas akademik, dan plagiarisme.  
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id?
 
Baca juga:  Wisuda UI, 10 Mahasiswa Kompak Lulus dengan IPK Sempurna

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan