Juru bicara Girigahana, Rudy Hermanto mengakui memang ada oknum dalam Girigahana, namun orang tersebut telah diproses. "Bahwa benar salah satu oknum anggota Girigahana yang berstatus alumnus UPN kedapatan menyimpan narkoba di area sekitar sekretariat Girigahana. Dan terhadap oknum anggota tersebut sesuai ketentuan organisasi langsung diberikan sanksi keras dan tegas yaitu pemberhentian dengan tidak hormat," terang Rudy kepada Medcom.id, Jumat 28 Oktober 2022.
Girigahana, kata dia, sejak awal berkomitmen untuk tidak mentolerir narkoba di lingkungan kampus maupun aktivitas yang dilakukan. Untuk itu semua personel Badan Pengurus Harian (BPH) telah dilakukan test urine dan hasilnya adalah negatif.
Selanjutnya, indikasi pembubaran ini dilakukan karena adanya salah satu anggota Girigahana yang mengikuti kegiatan tidak meminta izin orang tua. Sehingga orang tua melaporkan hal tersebut kepada pihak kampus.
"Namun, keinginan satu dua orang tua tersebut tidak bisa digeneralisir atas nama keinginan seluruh anggota. Karena anggota Girigahana mencapai 520 orang," terangnya.
Demikian pula adanya dugaan kekerasan atau kontak fisik pada salah satu Badan Pengurus Harian Girigahana yang dikeluhkan beberapa orang tua mahasiswa tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Karena metode pendidikan dasar pecinta alam (PDPA) lebih mengedepankan kemampuan dibandingkan kekuatan fisik.
Adanya anggapan mapala Girigahana sebagai organisasi eksklusif di kampus dikarenakan penggunaan pakaian dinas harian (PDH) ketika mengurus birokrasi saat menghadap pihak rektorat serta dianggap tidak mau melakukan kolaborasi kegiatan dengan organisasi mahasiswa (ormawa) lainnya. Namun kata dia, sudah menjadi kelaziman setiap organisasi kampus menggunakan atribut organisasi saat bertemu birokrasi.
| Baca juga: Sering Ukir Prestasi, Mahasiswa Bingung UKM Mapala UPN Veteran Jakarta Malah Dibubarkan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
