Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menjalin kerja sama implementasi MNKM dengan Desa Suntenjaya. Foto: Unkris/Humas
Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menjalin kerja sama implementasi MNKM dengan Desa Suntenjaya. Foto: Unkris/Humas

Unkris Gandeng Desa Suntenjaya untuk Implementasikan MBKM

Citra Larasati • 11 Januari 2022 14:12
Jakarta:  Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menjalin kerja sama dengan Desa Suntenjaya, Maribaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kesepakatan kerjasama (MoU) ditandatangani oleh Rektor Unkris Ayub Muktiono dan Kepala Desa Suntenjaya Asep Wahono.
 
Kerja sama dengan Desa Suntenjaya menjadi bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Unkris sebagai bagian dari lembaga pendidikan tinggi memiliki tanggungjawab untuk mendukung program MBKM.
 
Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke tengah masyarakat atau dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.  Sebelum dilakukan penandatanganan MoU, para alumni  Krisnapala (Krisnadwipayana pencinta alam) telah melakukan penjajakan kerja sama. 

Alumni bahkan telah membangun sebuah mushola di kaki Gunung Bukit Tunggal, Bumi Perkemahan Taman Bincarung Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya setahun yang lalu.
Dalam paparannya, Kepala Desa Asep Wahono  menjelaskan Desa Suntenjaya sejak 2018 ditetapkan sebagai Desa Wisata.
 
Sebagai desa wisata, tentunya potensi-potensi yang ada perlu terus dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.  “Kehadiran kalangan perguruan tinggi dalam hal ini dosen dan mahasiswa Unkris dapat membantu masyarakat menggali potensi yang ada di desa ini,” kata Asep Wahono, dalam siaran persnya, Selasa, 11 Januari 2022.
 
Baginya, Unkris bukanlah lembaga pendidikan tinggi yang baru dikenal masyarakat Desa Suntenjaya.  Jauh sebelumnya Unkris telah hadir ke Desa Suntenjaya melalui program yang digagas Krisnapala dan Himpunan Alumni Arsitektur Unkris atau Himaya. 
 
Namun kehadiran jajaran pimpinan Unkris kali ini, selain mempererat silaturahmi juga memberikan kepastian kerja sama lebih lanjut sehingga program yang ada dapat berkesinambungan.  Asep menyebut banyak potensi yang dimiliki Desa Suntenjaya yang dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan warga.
 
"Melalui kearifan lokal, Unkris diharapkan dapat hadir membantu masyarakat untuk mengoptimalkan potensi baik dari sektor pertanian, sektor peternakan, dan sektor lainnya," imbuh Asep.
 
Baca juga:  Program Kampus Merdeka 2022 Buka Pendaftaran, Catat Tanggal-tanggal Pentingnya
 
Beberapa potensi yang dimiliki Desa Suntenjaya, pertama Desa Suntenjaya merupakan salah satu desa di kecamatan Lembang yang menjadi pemasok produk pertanian seperti kentang, kol, timun, dan tanaman bunga.
 
Kedua, dari sektor peternakan, lanjut Asep Wahono, Desa Suntenjaya dikenal sebagai daerah penghasil susu sapi. Dengan sapi perah berjumlah lebih dari 2000 ekor, Suntenjaya menghasilan susu murni rata-rata dalam sehari mencapai 15 ribu liter.
 
“Selain itu ada domba dan kambing yang perlu dioptimalkan pengelolaannya, juga ikan nila,” ujar Asep.
 
Diakui Asep, hingga kini, Desa Suntenjaya yang memiliki slogan MAJU yakni Mandiri, Agamis, Jenius, dan Unggul belum melibatkan investor dalam pengelolaan alam dan potensi desa. Semua masih dilakukan secara swadaya dengan melibatkan elemen masyarakat melalui gotong royong.
 
“Kami ingin kearifan lokal masyarakat Desa Suntenjaya tetap terjaga. Situasi seperti ini tentu tidak mungkin bisa dipertahankan jika melibatkan investor, sebab tentu investor bakal mengelola desa sesuai kepentingan bisnis mereka,” katanya.
 
Dekan Fakultas Ekonomi Unkris, Suharto menjelaskan, kerja sama yang dilakukan alumni Krisnapala menjadi pintu dibukanya kerja sama lebih lanjut antara Desa Suntenjaya dengan Unkris. Kerja sama triple helix yang melibatkan perguruan tinggi, desa dan Litbangda melalui Program Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat ini penting dan strategis agar program yang dimiliki desa dapat berkesinambungan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. 
 
“Apalagi kegiatan ini ke depan akan melibatkan dosen- dosen, mahasiswa dan masyarakat setempat,” ujar Suharto.
 
Rektor Unkris, Ayub Muktiono menambahkan, untuk lebih mengoptimalkan potensi Desa Suntenjaya, memang perlu melibatkan pengusaha selain masyarakat, akademisi dan pemerintah desa melalui konsep penta helix. “Tetapi pengusaha tetap harus memiliki komitmen untuk menjaga kearifan lokal masyarakat setempat, sehingga kehadirannya tidak merusak ekosistem yang ada,” jelas Rektor.
 
Desa Suntenjaya memiliki nilai historis dan spiritual yang berkaitan dengan Prabu Siliwangi. Nilai historis dan spiritual ini harus tetap terjaga bahkan dijadikan sebagai nilai lebih dari Desa Wisata Suntenjaya.
 
“Keberadaan bumi perkemahan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” tutup Rektor.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan