“Rekomendasi ini menyarankan daring atau dengan portofolio karena kita sedang darurat," katanya usai rapat koordinasi bersama para rektor dan akademisi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kota Malang beberapa waktu lalu.
Saat ini data jumlah pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Malang sebanyak 95 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 293 orang dan yang meninggal 23 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada 943 orang, sedangkan Orang Dalam Resiko (ODR) ada 2.543 orang dengan Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 518 orang untuk data per 15 Juni 2020.
Jumlah pasien covid-19 di Kota Malang ini menjadi gambaran untuk diperhatikan dalam proses penerimaan mahasiswa baru tahun ini. Apalagi, kondisi kenormalan baru atau new normal saat ini belum bisa sepenuhnya normal seperti pada tahun-tahun sebelum pandemi covid-19.
Baca juga: Undip Masih Kuliah Daring di Semester Depan
Kegiatan seleksi penerimaan mahasiswa baru merupakan hal yang penting untuk mendapatkan calon mahasiswa baru yang berkualitas dan memiliki kompetensi dasar sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Ketua APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Malang, Dyah Sawitri menyampaikan, bahwa PTS di Malang mempunyai konsep yang sama dengan rekomendasi dari Wali Kota Malang. Konsep tersebut diklaim berkomitmen untuk tidak merugikan masyarakat Kota Malang.
“Untuk rekrutmen mahasiswa baru ada tata cara sendiri di masing-masing kampus, salah satunya adalah online," kata Dyah yang juga Rektor Universitas Gajayana Malang ini.
Sementara itu, Ketua Tim Pertimbangan Percepatan Pembangunan Daerah Kota Malang, M Bisri, mengatakan penerimaan mahasiswa baru dalam kondisi pandemi saat ini bersifat darurat.
Untuk penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN (Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di kelola pusat. Untuk SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) sifatnya juga dikelola pusat oleh karena itu daerah hanya bersifat memberi imbauan.
Atas dasar dari rapat ini, diimbau pelaksanaannya agar tidak mendatangkan calon mahasiswa ke kampus. “SBMPTN memang dari kantor pusat, tetapi mestinya bisa. Karena kita ini akan menerima baru, bahkan kalo UB (Universitas Brawijaya) dan UM (Universitas Negeri Malang) itu memilih karena yang mendaftar sudah puluhan ribu," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News